Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli
Ariston melanjutkan, selanjutnya pasar menunggu data penting lainnya yaitu data tenaga kerja versi pemerintah AS, mulai dari data Non Farm Payrolls, data tingkat pengangguran, serta data pertumbuhan upah rata-rata per jam.
Untuk pekan depan, inflasi konsumen AS bulan Mei di Rabu (12/6) malam, pengumuman suku bunga acuan AS di Kamis (13/6) dinihari akan menjadi fokus pasar.
Pergerakan rupiah terhadap dolar AS akan bergantung pada hasil dari data-data tersebut. Indikasi wait and see kebijakan pemangkasan suku bunga dan apabila data CPI tidak menunjukkan penurunan, maka dolar AS bisa menguat lagi dan sebaliknya.
Baca Juga: Harga Emas Spot Turun Menjelang Rilis Data Ketenagakerjaan AS pada Jumat (7/6)
“Karena minggu depan banyak data penting, volatilitas akan besar dan juga arah rupiah-dollar masih sangat bergantung pada hasil sehingga potensi melemah dan menguat masih seimbang,” imbuh Ariston.
Nanang melihat, awal pekan depan, pasar akan bereaksi terlebih dahulu atas hasil data ketenagakerjaan Amerika. Bila data membaik maka dolar menguat, imbasnya rupiah akan kembali testing high level 16.300.
Selain itu juga, pasar global akan memperhatikan bagaimana angka inflasi konsumen Amerika yang diperkirakan turun. Bila sesuai perkiraan, maka jadi momentum rupiah untuk menguat ke level 16.000, dan bahkan bisa di bawah 16.000.
Namun demikian, dengan tidak mengesampingkan rapat pertemuan The Fed, yang hampir dipastikan Fed tidak akan merubah suku bunganya. Pasar akan memperhatikan bagaimana pernyataan Ketua Fed Jerome Powell pasca rilisan data ketenagakerjaan dan inflasi.
Baca Juga: Simak Proyeksi Pergerakan Rupiah pada Akhir Pekan Ini
“Apakah sinyal pelonggaran makin santer dihembuskan, dan ini dapat memberi angin baik buat rupiah, dimana potensi pelemahan dolar nantinya,” sebut Nanang.
Nanang memproyeksi Rupiah akan berada dalam zona Rp 16.040 – Rp 16.250 per dolar AS di perdagangan pekan depan. Sementara, Ariston memperkirakan rupiah akan bergerak dalam rentang antara Rp 15.950 – Rp 16.300 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News