kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.794   1,00   0,01%
  • IDX 7.469   -10,06   -0,13%
  • KOMPAS100 1.154   -0,36   -0,03%
  • LQ45 914   0,76   0,08%
  • ISSI 226   -0,75   -0,33%
  • IDX30 472   1,31   0,28%
  • IDXHIDIV20 570   2,59   0,46%
  • IDX80 132   0,18   0,14%
  • IDXV30 140   0,94   0,68%
  • IDXQ30 158   0,51   0,33%

Menguat 0,53% dalam sepekan, ini sentimen bagi rupiah untuk parkir di level Rp 14.008


Sabtu, 13 Juli 2019 / 15:24 WIB
Menguat 0,53% dalam sepekan, ini sentimen bagi rupiah untuk parkir di level Rp 14.008


Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sentimen eksternal menjadi penyokong penguatan rupiah pada pekan ini. Kemarin, rupiah di pasar spot menguat 0,42% ke level Rp 14.008 per dollar Amerika Serikat (AS). Artinya, dalam sepekan terakhir rupiah spot ter apresiasi 0,53%.

Begitu pula dengan kurs tengah rupiah di Bank Indonesia yang naik 0,03% ke Rp 14.085 per dollar AS pada akhir pekan. Ini membuatnya naik 0,45% dalam seminggu terakhir.

Baca Juga: Profit taking jadi penyebab kepemilikan reksadana di SBN menurun 5,65%

Menurut analis Monex Investindo Futures Faisyal, keperkasaan rupiah di pekan ini didukung oleh sentimen eksternal yang berasal dari AS. Hal ini seiring dengan testimoni Jerome Powell selaku Gubernur The Federal Reserves yang menyatakan bahwa penurunan suku bunga acuan sangat mungkin dilakukan pada bulan ini.

Pernyataan Powell diperkuat oleh hasil notulen rapat Federal Open Market Committee (FOMC). Banyak pejabat The Fed yang menginginkan adanya pemangkasan suku bunga acuan, ujar Faisyal.

Dia pun melihat ruang penguatan yang lebih lanjut bagi rupiah terbuka di pekan depan. Namun, potensi ini bergantung pada hasil data inflasi sektor produsen AS yang dirilis akhir pekan. Selain itu, Senin (15/7) juga terdapat rilis data neraca dagang Indonesia untuk periode Juni 2019.

Baca Juga: Didorong oleh sentimen eksternal, rupiah menguat dalam sepekan terakhir

Ekonom Maybank Luthfi Ridho menambahkan, kenaikan harga minyak mentah juga jadi ancaman. Kondisi ini bisa membebani mata uang Garuda, mengingat Indonesia memiliki kebutuhan impor minyak yang cukup tinggi. Kalau harga minyak WTI bisa tembus ke level US$ 65 per barel, rupiah rentan tertekan, ucap dia.

Karena itu, Luthfi memproyeksikan, rupiah bergerak di kisaran Rp 13.900–Rp 14.100 per dollar AS pada pekan depan. Sedangkan Faisyal memprediksi rupiah dalam rentang Rp 13.850–Rp 14.200 sepanjang pekan depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×