kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Menguat 0,45% di sepanjang pekan lalu, vitamin rupiah berasal dari foreign inflows


Senin, 27 Januari 2020 / 05:20 WIB
Menguat 0,45% di sepanjang pekan lalu, vitamin rupiah berasal dari foreign inflows
ILUSTRASI. Rupiah terus menguat versus dollar AS. KONTAN/Carolus Agus Waluyo


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otot rupiah tampak kekar di sepanjang pekan lalu. Data Bloomberg menunjukkan, rupiah spot ditutup di level Rp 13.583 per dollar AS, naik 57 poin atau menguat 0,41% dibandingkan penutupan hari sebelumnya di Rp 13.639 per dollar AS pada Jumat (24/1).

Jika diakumulasikan, dalam sepekan, rupiah sudah menguat 0,45%. Sementara untuk sepanjang 2020 ini, mata uang Garuda sudah melesat 2,08% dan menjadi mata uang paling perkasa di Asia.

Apa yang menyebabkan rupiah begitu perkasa?

Head of Economic & Research UOB Indonesia Enrico Tanuwidjaja mengatakan, penguatan rupiah ini masih dipengaruhi oleh foreign inflows alias aliran dana asing yang masuk ke Indonesia.

Baca Juga: Permintaan lelang sukuk negara pada Selasa (28/1) diramal mencapai Rp 40 triliun

"Penguatan ini tak terlepas dari banyak dana asing yang mengalir deras masuk ke Indonesia melalui pembelian obligasi dan Surat Utang Negara (SUN)," kata dia kepada Kontan.co.id, Jumat (24/1).

Asal tahu saja, yield SUN tenor 10 tahun yakni FR0082 kembali turun dan kini telah berada di level 6,585%. Ini juga menjadi rekor yield SUN acuan 10 tahun, paling tidak dalam setahun belakangan.

Baca Juga: Perkasa di pekan ini, bagaimana prediksi rupiah pada pekan depan?

Sehingga tak mengherankan pembeliannya semakin meningkat. Asal tahu saja, berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, kepemilikan asing di Surat Berharga Negara sudah mencapai Rp 1.087,14 triliun hingga Rabu (22/1) lalu. Artinya aliran dana asing yang masuk ke pasar obligasi sepanjang 2019 hingga Rabu lalu mencapai Rp 25,28 triliun

Sebagai catatan, terakhir kali rupiah berada di bawah level Rp 13.600 terjadi hampir dua tahun silam. Tepatnya pada 19 Februari 2018, saat itu rupiah berada di level Rp 13.560 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×