kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengintip Saham di Papan Pengembangan yang Masih Punya Peluang Merekah


Kamis, 04 Agustus 2022 / 06:25 WIB
Mengintip Saham di Papan Pengembangan yang Masih Punya Peluang Merekah


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten dengan nilai aset dan kapitalisasi pasar skala menengah masih punya potensi untuk tumbuh dalam kinerja bisnis maupun pergerakan sahamnya. Namun, pelaku pasar mesti hati-hati memilih di tengah sentimen makroekonomi yang rawan memicu volatilitas pasar.

Adapun dilihat dari jenis pencatatan sahamnya, emiten berskala menengah ini ramai mengisi papan pengembangan. Research Analyst Reliance Sekuritas Lukman Hakim memandang dengan kacamata positif bahwa papan pengembangan tidak kalah menarik untuk dilirik.

Menurut dia, emiten berskala menengah yang berstatus papan pengembangan ini punya ruang yang cukup luas untuk tumbuh dan naik kelas. Contohnya, seperti pada bulan Mei lalu saat Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan ada sembilan emiten dari segmen ini yang naik ke papan utama.

"Namun untuk saham dengan aset berskala menengah, untuk saat ini lebih cocok sebagai instrumen investasi jangka pendek di tengah pelemahan ekonomi global," kata Lukman kepada Kontan.co.id, Rabu (3/8).

Baca Juga: Wall Street Melesat Setelah Tertekan Sejak Awal Pekan

Menimbang kondisi ekonomi yang ada, saham di sektor logistik yang jasanya sangat dibutuhkan berpeluang besar untuk tumbuh. Begitu juga di sektor komoditas yang sedang terapresiasi comodity super cycle sehingga sahamnya masih menarik dilirik.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo juga punya pandangan serupa. Azis bilang, saham-saham berskala menengah masih menarik minat investor. Yang perlu dicermati, update kinerja bisnis terkini dan bagaimana likuiditasnya di pasar.

Bagi Azis, emiten papan pengembangan yang prospektif untuk dikoleksi ada di sektor komoditas dan perbankan. "Jika masih memiliki kinerja yang baik serta likuiditas pergerakan sahamnya cenderung stabil, maka bisa dicermati," imbuh dia.

Baca Juga: Simak Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham Untuk Perdagangan Kamis (4/8)

Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya menganalisa, di tengah kondisi saat ini, pelaku pasar termasuk investor asing melakukan net buy memborong saham big caps karena secara likuiditas lebih baik. Namun, bukan berarti papan skala menengah tertekan sepenuhnya.

Sejumlah saham sudah mampu rebound dari area support, meskipun masih perlu dicermati saat rawan kembali ke tren penurunan. Seperti pada PT Autopedia Sukses Lestari Tbk (ASLC), PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk (DGNS), dan PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR).

Saran Cheryl, lebih baik wait and see terlebih dulu. Jangan sampai terjebak fluktuasi pasar yang rentan terjadi saat ini. "Kondisi pasar sedang konsolidasi menantikan berbagai rilis data global maupun dalam negeri. saat arah pasar lebih jelas maka makin mudah mengenali sentimen pasarnya," terang Cheryl.

Baca Juga: Kembali Tembus Level 7.000, Begini Arah Pergerakan IHSG Selanjutnya

Hal senada juga disampaikan oleh Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo. Dia memandang saat ini pelaku pasar cenderung mencari aset yang lebih stabil di masa ketidakpastian ekonomi global.

Terlebih, tren kenaikan inflasi Indonesia yang mencetak rekor tertinggi dalam tujuh tahun terakhir bisa mempengaruhi keputusan investor secara lebih defensif. William mengingatkan agar terlebih dulu mempelajari perkembangan kinerja perusahaan di masa rentan sekarang ini.

Hal itu sangat penting untuk menambah pertimbangan keputusan saat berinvestasi. "Selain itu ada baiknya memperhatikan pergerakan harga secara teknikal untuk mengetahui tren pergerakan harga sahamnya," ujar William.

Baca Juga: The Fed Diekspektasikan Tak Lagi Agresif, Begini Prospek Reksadana Pendapatan Tetap

Rekomendasi William, investor masih bisa melakukan buy on weakness pada saham ADMR dengan memperhatikan support Rp 1.455 dan resistance di Rp 1.900. Kemudian, sell on strength ASLC dengan mencermati support Rp 170 dan resistance Rp 210.

Pelaku pasar bisa mengoleksi saham PT Cilacap Samudera Fishing Industry Tbk (ASHA) dengan support di Rp 300 dan resistance pada Rp 400. Lalu, PT Armada Berjaya Trans Tbk (JAYA) pada support Rp 120 dan resistance di Rp 132.

Sementara itu, Lukman menjagokan saham PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA)dengan mencermati support-resistance di Rp 1.480-Rp 2.380. Lalu PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) dengan support-resistance di Rp 214 dan Rp 304 dan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) pada support-resistance Rp 246-Rp 334.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×