kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45894,08   2,50   0.28%
  • EMAS1.357.000 -0,07%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengintip Prospek Kinerja Reksadana Indeks di Tengah Rekor IHSG


Senin, 04 April 2022 / 17:31 WIB
Mengintip Prospek Kinerja Reksadana Indeks di Tengah Rekor IHSG
ILUSTRASI. IHSG berhasil berulang kali menembus level all time high pada tahun ini.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Senada, Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana meyakini kenaikan inflasi dalam negeri sangat terbuka. Apalagi dengan kenaikan harga komoditas yang bisa memicu kenaikan harga bahan baku dan pangan ikut merangkak naik.

Inflasi yang merangkak naik berpotensi membuat Bank Indonesia (BI)harus menaikkan suku bunga acuan. Wawan menyebut, kenaikan suku bunga ini tak hanya menghambat kinerja reksadana indeks karena dalam jangka pendek akan membuat IHSG terkoreksi. Namun, reksadana indeks yang berbasis obligasi justru akan lebih terpukul dengan kenaikan suku bunga acuan tersebut, karena artinya ada potensi yield melemah,” imbuh Wawan.

Kendati memiliki potensi kinerja yang menjanjikan, sayangnya minat investor terhadap reksadana indeks justru turun. Merujuk data Otoritas Jasa Keuangan, dana kelolaan reksadana indeks pada Februari 2022 hanya sebesar Rp 9,19 triliun. Padahal, pada periode yang sama tahun sebelumnya masih sebesar Rp 10,19 triliun, artinya sudah terkoreksi 9,81%

Baca Juga: IHSG Menguat, Reksadana Saham Berkinerja Paling Apik Sepekan Terakhir

“Dari sisi unit penyertaan juga menurun jika dibanding tahun lalu. Artinya penurunan dana kelolaan dikarenakan lebih banyak yang melakukan redemption dibanding yang subscribe,” imbuh Wawan.

Meski demikian, selama investor punya tujuan investasi jangka panjang, Wawan menyebut masuk ke reksadana indeks saat ini tidak jadi masalah. Apalagi, jika investor melakukan dollar cost averaging (DCA) tiap bulan, tidak ada kata terlambat untuk masuk.

Baca Juga: Memilih Investasi yang Tepat Supaya Uang Selamat

Pada akhir tahun ini, dia memproyeksikan IHSG bisa mencapai level 7.400 atau naik sekitar 10%-12% dari posisi akhir tahun lalu. Sementara untuk reksadana indeks berbasis saham, seharusnya dari sisi kinerja tidak akan jauh berbeda dari angka tersebut.

Sedangkan Rudiyanto cukup optimistis IHSG pada akhir tahun nanti bisa mencapai level 7.400-7.600. Sementara jika sampai terjadi sector rotation dan sektor konvensional kembali jadi pilihan, maka indeks seperti IDX-30 yang tahun lalu kalah, pada tahun ini berpotensi di atas IHSG. Pada akhirnya, kinerja reksadana indeks akan mengacu pada masing-masing indeks yang dijadikan acuan.

“Bagi investor yang ingin masuk ke reksadana berbasis saham, lebih bijaksana waktu masuknya ketika sedang turun. Kecuali memang untuk investasi jangka panjang di atas 5 tahun,” pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×