kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Mengintip Kinerja Emiten yang IPO di 2022 dan 2023


Selasa, 28 Maret 2023 / 15:35 WIB
Mengintip Kinerja Emiten yang IPO di 2022 dan 2023


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Hingga 15 Desember 2022 ada 59 emiten yang baru melantai di Bursa efek Indonesia (BEI). Kemudian hingga 27 Maret 2023 terdapat 27 emiten baru yang juga melantai. Dari jumlah tersebut, beberapa di antaranya sukses meraup kinerja positif di tahun 2022.

Melansir keterbukaan informasi, PT Sepeda Bersama Indonesia Tbk (BIKE) mencatatkan penjualan Rp 225,82 miliar atau naik 26,49% dari periode sama tahun sebelumnya Rp 178,52 miliar.

Hingga akhir 2022, Sepeda Bersama Indonesia mengantongi laba tahun berjalan sebesar Rp 21,21 miliar. Laba perseroan turun 14,02% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 24,67 miliar.

PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA) membukukan penjualan sebesar Rp 6,04 triliun pada 2022, naik tipis 2,7% dibandingkan tahun 2021 yang sebesar Rp 5,88 triliun. Adapun laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp 1,11 triliun pada 2022, pun naik tipis 3,7% dari Rp 1,07 triliun pada tahun sebelumnya.

Baca Juga: Tetapkan Harga Perdana Rp 140 per Saham, Seberapa Menarik Saham IPO HAJJ?

PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) mencetak lonjakan pendapatan sebesar US$ 908,14 juta atau melesat 97,34% dibandingkan pendapatan tahun 2021 dengan nilai US$ 460,17 juta.

Hingga akhir 2022, ADMR mengantongi laba bersih sebesar US$ 332,21 juta. Laba perseroan naik 114,17% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 155,11 juta.

CEO Edvisor.id Praska Putrantyo mengatakan beberapa emiten yang sudah IPO sejak 2022 hingga 2023 seperti BIKE, STAA, ADMR dan TLDN mampu mencetak pertumbuhan pendapatan dan laba sepanjang tahun 2022.

Praska mengatakan ADMR, STAA, TLDN, dan BIKE mampu mencetak pertumbuhan di sepanjang 2022 hal itu karena dukungan positifnya pertumbuhan di sektor industri, masing-masing, di antaranya seperti energi batubara, barang konsumsi primer (CPO), dan barang konsumsi non primer lain yang menjadi kebutuhan pelengkap di masyarakat.

"Menurut saya, emiten yang mencetak pertumbuhan laba bersih tertinggi seperti ADMR dan STAA di mana peningkatan laba bersih juga sejalan dengan peningkatan pendapatan," jelasnya kepada Kontan.co.id, Senin (27/3).

Praska mengatakan ke depannya emiten-emiten di sektor barang konsumen primer, diperkirakan masih cukup bertahan di tengah ketidakpastian ekonomi, khususnya yang bergerak di industri barang baku dan makanan minuman.

Baca Juga: Bedah IPO Era Digital Media, Bisnisnya Berjalan dengan Menggandeng Operator Seluler

Sementara pada emiten-emiten di sektor barang konsumen non primer dan energi yang berbasis komoditas, ketidakpastian ekonomi rawan menekan harga komoditas energi dan logam di pasar internasional sehingga berpotensi berimbas ke sektor industri emiten.

Sementara, Research & Consulting Manager Infovesta Utama Nicodimus Kristiantoro mengatakan secara umum emiten yang membagi dividen karena mendapat kinerja keuangan positif yaitu laba bersih yang meningkat atau emiten yang sudah ada kebijakan membagi dividen yang konsisten. 

Nico mengatakan emiten yang baru IPO tidak berharap akan membagi dividen secara rutin karena emiten yang mengadakan IPO membutuhkan dana tambahan untuk ekspansi bisnis atau membantu membayar kewajiban seperti hutang. 

"Banyak kinerja emiten IPO melandai atau negatif tahun ini karena berada di sektor yang kurang kondusif," jelasnya.

Proyeksi kedepanya, menurut Nico bisa melihat secara sektoral dan prospek bisnis emiten masing-masing dimana sektor yang bergerak dibidang barang konsumen primer akan sangat resilient terhadap efek ketidakpastian geopolitik dan ekonomi maupun resesi. Kemudian emiten yang berhubungan dengan nikel juga akan menerima manfaat.

Baca Juga: Korporasi Berebut Dana Publik, Persaingan Bakal Makin Sengit

Praska merekomendasikan beli untuk saham ADMR dengan target harga Rp 1.310, ENAK dengan target harga Rp 1.250 dan BIKE dengan target harga Rp 230. 

Sementara, Nico merekomendasikan HILL dengan target resistance terdekat Rp 2.250, karena bisnisnya berhubungan dengan pertambangan nikel, dimana industri EV akan berkembang dan membutuhkan nikel sebagai bahan baku.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×