Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Tendi Mahadi
Sebagai gambaran, ADRO meraup pendapatan usaha sebesar US$ 4,98 miliar hingga September 2023. Merosot 15,73% dibandingkan pendapatan September 2022 sebesar US$ 5,91 miliar.
Beban usaha ADRO membengkak 43,38% secara tahunan menjadi US$ 332,40 juta. ADRO juga menanggung beban lain-lain senilai US$ 36,70 juta. Hasilnya, laba usaha ADRO merosot 48,88% dari periode sebelumnya US$ 3,15 miliar menjadi US$ 1,61 miliar.
Hal serupa juga terjadi pada PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Direktur dan Sekretaris Perusahaan Dileep Srivastava mengatakan, 75% dari penjualan Perseroan dan sebagian besar pengeluaran Perusahaan menggunakan dolar AS.
“Bisa dikatakan BUMI itu naturally hedged dan tak terdampak negatif dari sentimen ini,” ujarnya kepada Kontan, Senin (29/1).
Saat ini, BUMI tengah menjalankan proyek-proyek hilirisasi & diversifikasi non-batubara.
“Secara paralel, BUMI juga meningkatkan efisiensi menyeluruh dalam bisnis batu bara perseroan,” paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News