Reporter: Rashif Usman, Yuliana Hema | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa emiten menggelar pembelian kembali saham atau buyback. Sebut saja Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF).
Equity Analyst Indo Premier Sekuritas (IPOT), Imam Gunadi menilai, aksi buyback saham bisa secara langsung mengurangi jumlah saham beredar, sehingga berpotensi meningkatkan valuasi per saham. Buyback juga mencerminkan keyakinan manajemen terhadap prospek kinerja perusahaan ke depan. "Aksi ini memungkinkan emiten meraih kembali sahamnya pada valuasi yang relatif menarik," ujar Imam pada Kontan, pekan lalu.
Bagi investor yang ingin memanfaatkan momentum buyback, penting untuk memperhatikan harga maksimum pembelian yang ditetapkan emiten agar tidak melakukan akumulasi pada level harga yang terlalu tinggi.
"Jadi, perlu perhatikan besaran buyback terhadap market cap serta konsistensi eksekusinya," ujar Senior Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas.
Fundamental perusahaan tentu menjadi pertimbangan. Mari tengok emiten yang telah mengantongi restu buyback, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) alias Mitratel mengantongi restu pemegang saham untuk menggelar aksi pembelian kembali atau buyback saham dengan alokasi anggaran Rp 1 triliun.
Baca Juga: Mitratel (MTEL) Mengulur Bisnis Serat Optik
Theodorus Ardi Hartoko, Direktur Utama Mitratel menjelaskan, buyback saham merupakan upaya Mitratel dalam memberikan nilai jangka panjang yang optimal bagi investor. Di sepanjang tahun berjalan 2025, Mitratel telah berhasil memperluas portofolio aset menara hingga lebih dari 39.000 unit yang tersebar di seluruh Indonesia.
Penambahan portofolio itu menjadikan Mitratel sebagai perusahaan menara telekomunikasi dengan portofolio terbesar di Asia Tenggara. "Kami juga mencatat pertumbuhan pendapatan, didukung kontrak jangka panjang dengan operator telekomunikasi utama di Indonesia," jelas Teddy - sapaan Theodorus.
Realisasi buyback menyebabkan saham MTEL menjadi lebih atraktif. Harga saham berpeluang naik sejalan dengan tingginya minat beli dari pelaku pasar. Selain itu, para investor pemburu dividen juga melihat situasi ini sebagai kesempatan akumulasi. Berkurangnya jumlah saham beredar akan membuat pembagian dividen menjadi lebih menarik.
MTEL bukan hanya rutin membagi dividen, termasuk emiten paling royal terhadap para pemegang sahamnya. Dari laba bersih 2024 senilai Rp 2,1 triliun, sebanyak Rp 2 triliun dikembalikan ke pemegang saham dalam bentuk dividen. Artinya, dividen payout ratio nyaris mencapai 100%. Terdiri dari dividen tunai yang mencapai 70% dan sisanya dividen spesial sebanyak 28%
Pengamat Pasar Modal, Reydi Octa mengatakan, persetujuan buyback saham sebagai sentimen positif bagi suatu emiten, karena bisa memberikan dorongan untuk investor, manajemen internal yakin akan kinerja di masa depan, baik secara secara fundamental maupun pergerakan harga saham.
Baca Juga: Mitratel (MTEL) Kantongi Laba Bersih Rp 1,09 Triliun di Semester I-2025
Hal ini bisa berdampak positif terhadap minat investor untuk melakukan akumulasi saham MTEL. “Peluang penguatan harga saham MTEL juga akan ditopang katalis positif tren penurunan suku bunga. Ini berpotensi menekan biaya bunga, memperkuat arus kas, dan membuka potensi untuk melakukan ekspansi melalui pendanaan di luar kas internal,” ujarnya, pekan lalu.
Jika buyback terealisasi dan sentimen-sentimen positif tetap mendukung, dia mengatakan, saham MTEL berpeluang lanjutkan penguatan menuju target harga konsensus gabungan analis level Rp 735. “Peluang penguatan juga makin besar, apabila Mitratel merilis kinerja dengan pertumbuhan lebih pesat usai program buyback,” terangnya.
Terkait teknikal pergerakan harga saham, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan, MTEL tengah berada dalam fase uptrend dalam jangka pendeknya.
MTEL saat ini masih berada di atas MA20 dan MA60. MACD. Indiaktor stochastic juga menunjukkan peluang penguatan lebih lanjut. Saham ini direkomendasikan beli dengan target penguatan teknikal Rp 625-Rp 645.
Sementara itu, analis MNC Sekuritas Christian Sitorus menyebutkan, berlanjutnya ekspansi infrastruktur dan disiplin biaya menjadikan saham Mitratel makin menarik.
Baca Juga: Mitratel (MTEL) Lanjutkan Ekspansi Bisnis di Semester II-2025
Pandangan ini juga didukung peluang peningkatan biaya penyewaan menara telekomunikasi dan jaringan fiber berdampak terhadap kenaikan pendapatan. Perseroan juga diuntungkan berlanjutnya ekspansi jaringan operator telekomunikasi.
Hal ini mendorong MNC Sekuritas dalam riset terbarunya mempertahankan rekomendasi beli saham MTEL dengan target harga Rp 780. Target tersebut mempertimbangkan peluang kenaikan pendapatan dari ekspansi jaringan fiber dan berlanjutnya perluasan jaringan oleh operator telekomunikasi.
Analis MNC Sekuritas, Christian Sitorus dalam riset yang pekan lalu menyebutkan, ekspansi dan disiplin biaya menjadikan Mitratel (MTEL) menyebankan laju pertumbuhan kinerja tetap kuat mengalahkan sektornya. Target harga tersebut juga mempertimbangkan sejumlah aksi korporasi yang menjadi bukti keyakinan terhadap prospek emiten ini, seperti rencan buyback saham.
Sukarno merekomendasi beli MTEL,, dengan target harga Rp 690 per saham. Harga saham MTEL pada Jumat (19/9) tutup di Rp 600 per saham.
Selanjutnya: Delegasi DPR AS Kunjungi Beijing, Upaya Pecah Kebekuan Hubungan dengan China
Menarik Dibaca: Pelita Harapan Tambah Sekolah Baru Di Serpong, Ini Konsepnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News