Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) menyiapkan agenda ekspansi besar-besaran. Produsen roti ini agresif membangun pabrik baru untuk melengkapi pabrik yang sudah ada saat ini, yakni di Cikarang dan Pasuruan.
ROTI berniat menambah tiga pabrik baru setiap tahun sampai 2016. Februari lalu produsen Sari Roti ini sudah mulai membangun pabrik baru di Semarang. Kemudian April 2011, ROTI mulai membangun pabrik di Medan.
ROTI juga mulai mengembangkan sayap bisnis di luar Jawa. Perusahaan ini tengah menjajaki membangun pabrik baru di Palembang, Balikpapan dan Makassar tahun depan. Di Pulau Jawa, ROTI berminat membangun pabrik baru di Cibitung, Jawa Barat.
Analis menilai ROTI bakal menghadapi persaingan yang cukup ketat di kota-kota luar Pulau Jawa. "Pesaing terberat ROTI adalah produsen roti lokal," kata Reza Priyambada, Managing Research Indosurya Asset Management ke KONTAN, Senin (22/8).
Tapi Andrey Wijaya, analis OSK Nusadana Securities, menulis dalam risetnya bahwa ROTI tidak punya pesaing dengan tingkat higienitas yang sama di kota-kota tersebut.
Butuh pendanaan eksternal
Selain itu, menurut Reza, ROTI punya keunggulan dari segi harga. Harga produk ROTI relatif murah dibandingkan merek roti lain yang punya kualitas setara. Jaringan distribusi ROTI pun luas.
Mengutip riset Analis J.P. Morgan Securities, Stevanus Juanda, produk ROTI dijual di 46% minimarket di seluruh Indonesia. "Ekspansi minimarket di Luar Jawa, terutama Indomaret dan Alfamart, bisa membantu pertumbuhan ROTI," kata Stevanus.
Penjualan ROTI juga terus bertumbuh. Analis Sinarmas Securities, Jansen Kustianto, melihat saat ini konsumsi roti di Indonesia menunjukkan tren peningkatan.
Penjualan ROTI di semester satu tahun ini tumbuh 27,6% menjadi Rp 336,33 miliar. Perusahaan ini meraup laba bersih Rp 51,67 miliar atau naik 26,0% dari laba bersih periode yang sama di 2010.
Andrey mencatat, pertumbuhan volume penjualan ROTI di semester satu naik 14,3% menjadi 83 juta bungkus. Kenaikan average selling price (ASP) sebesar 11,6% menjadi Rp 4.414 per bungkus, juga ikut mendongkrak kinerja.
Namun, Andrey mencatat pendapatan sebelum pajak dan bunga ROTI merosot 2,5% akibat iklan yang gencar di stasiun televisi. Hal ini menyebabkan beban pemasaran melonjak.
Di sisi lain, ekspansi besar-besaran yang dilakukan ROTI berpotensi membuat beban makin membengkak. Apalagi, Reza menghitung, dengan posisi kas per 30 Juni 2011 sebesar Rp 120,72 miliar, ROTI cuma bisa memenuhi 30% kebutuhan dana ekspansi. Karena itu, ROTI berencana menerbitkan obligasi.
Reza dan Andrey memberi rekomendasi beli untuk ROTI. Reza mematok target harga Rp 3.500 per saham yang mencerminkan price to earning ratio (PER) 34 kali. Andrey bahkan pasang target harga lebih tinggi, yakni Rp 3.850 yang mencerminkan PER 2012 sebesar 26,8 kali.
Sedangkan Jansen memberi rekomendasi overweight untuk saham ROTI. Ia memperkirakan harga ROTI bisa mencapai Rp 3.800 per saham dengan PER 23 kali.
Saham ROTI, Senin (22/8), tetap Rp 3.325 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News