Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) masih memiliki pekerjaan rumah besar di tahun 2017. Pekerjaan rumah itu adalah menambah jumlah emiten untuk melantai di pasar modal. Hal ini juga diingatkan oleh menteri keuangan Sri Mulyani dalam pembukaan bursa tahun ini.
"Hanya 16 emiten baru, ini terendah dalam 7 tahun terakhir" kata Sri Mulyani, Selasa (3/1). Makanya Sri Mulyani menyatakan bahwa hal ini menjadi saat bagi bursa untuk melakukan refleksi karena ia berharap bahwa peningkatan market kapitalisasi sejalan dengan jumlah perusahaan yang masuk ke bursa efek Indonesia.
Direktur utama bursa efek Indonesia, Tito Sulistio bilang bahwa pihak bursa percaya untuk dapat mencapai target Initial Public offering (IPO) di tahun 2017 dengan mencatatkan 30 perusahaan baru yang akan masuk bursa. Makanya Ia mendorong beberapa perusahaan seperti perusahaan dari sektor pertambangan dan anak usaha BUMN untuk menjajakan kaki mereka di bursa efek Indonesia.
Saat ini mereka mendekati ana-anak usaha BUMN untuk melakukan IPO. "Ada sekitar 14 ya yang kita bicarakan, anak usaha BUMN karena izinnya memang anak usaha BUMN lebih cepat prosesnya," kata Tito Selasa (3/1).
Meski demikian, Tito belum mau menyebut anak usaha BUMN yang mana yang mereka kejar untuk masuk bursa. Hanya saja ia memberikan petunjuk bahwa anak usaha tersebut berasal dari BUMN konstruksi.
Maka dari itu, di tahun 2017 ini, bursa memberikan berbagai kemudahan perusahaan-perusahaan yang akan melakukan IPO. "Bentuknya ke kemudahan akses, dulu kan dari Sumatera utara kalau memasukan dokumen harus ke Jakarta, dalam waktu dekat bersama OJK memungkinkan memasukkan dokumen dengan cepat koordinasinya" tambah Tito.
Saat ini, otoritas BEI sedang menunggu keputusan OJK. Meski demikian, mengaku bahwa BEI sudah mempersiapkan tempatnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News