Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ajang Piala Dunia 2018 kian dekat. Sebagai turnamen yang berpotensi disaksikan banyak masyarakat, besar kemungkinan persaingan pangsa pemirsa di industri media akan mengalami peningkatan. Lalu, bagaimana dampaknya terhadap PT Surya Citra Media Tbk (SCMA)?
Sekadar catatan, mengutip riset Analis Mirae Asset Sekuritas Christine Natasya pada 4 Juni, pangsa pemirsa SCMA di seluruh waktu tayang mampu menduduki posisi pertama dengan perolehan 33,4% hingga bulan April lalu. Angka ini lebih tinggi ketimbang MNCN dan Trans Group yang masing-masing memiliki pangsa pemirsa sebesar 30,7% dan 13,4%.
Khusus di jam prime time, posisi pangsa pemirsa SCMA masih jadi yang terbaik melalui stasiun televisi SCTV dengan perolehan 21% per bulan April. ANTV dan Trans mengekor di belakangnya dengan pangsa pemirsa sebesar 16,9% dan 15,2%.
Analis JP Morgan, Indra Cahya berpendapat, SCMA berpotensi menemui tantangan dalam mempertahankan pangsa pasarnya pada periode Juni—Juli atau ketika Piala Dunia berlangsung. Apalagi, SCMA tidak memperoleh hak siar Piala Dunia, melainkan Trans Group.
Ajang Piala Dunia sendiri pada dasarnya dapat memicu persaingan antar media. Hal ini diperkuat oleh fakta bahwa sebagian besar jam tayang Piala Dunia edisi terkini berada di jam prime time.
Menurut Indra, berkaca pada Piala Dunia 2014 silam, VIVA sebagai pemegang hak siar mengalami kenaikan pangsa pemirsa yang signifikan pada akhir tahun tersebut menjadi 11,2%. Padahal, di tahun sebelumnya, pangsa pemirsa VIVA hanya 5,7%. “Jika skenario ini terulang, ada risiko peningkatan persaingan pangsa pemirsa yang dimulai pada kuartal III-2018,” terang Indra dalam riset 28 Mei.
Meski begitu, Fransisca Putri Analis Ciptadana Sekuritas Asia menganggap, kehadiran Piala Dunia tidak akan terlalu berpengaruh terhadap kinerja SCMA. “Target pemirsa Piala Dunia dan program acara SCMA tidak saling berkaitan,” kata Fransisca, Selasa(5/6).
Senada, Christine menilai, potensi peningkatan persaingan terhadap pangsa pemirsa merupakan hal yang wajar terjadi dalam industri media. Alhasil, SCMA tidak perlu terlalu mengkhawatirkan sentimen tersebut.
Dia menambahkan, dalam jangka menengah prospek SCMA pada dasarnya masih cukup baik. Hal ini didukung oleh perhelatan Asian Games 2018 yang mana SCMA menjadi pemegang hak siar turnamen tersebut.
Ia memproyeksikan SCMA mampu memperoleh pendapatan iklan sebesar Rp 150 miliar berkat adanya Asian Games pada Agustus nanti. SCMA pun, menurut dia, telah menargetkan pertumbuhan pendapatan mencapai 20%—25% (yoy) pada kuartal III-2018 mendatang.
Christine merekomendasikan beli saham SCMA dengan target Rp 2.980 per saham. Fransisca merekomendasikan beli saham SCMA dengan target Rp 3.100 per saham. Adapun Indra merekomendasikan overweight saham SCMA dengan target Rp 2.800 per saham. Hari ini, harga saham SCMA ditutup pada Rp 2.450 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News