kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menerka Prospek Saham Barang Konsumsi di Tahun Depan, Simak Saham yang Prospektif?


Rabu, 30 November 2022 / 16:47 WIB
Menerka Prospek Saham Barang Konsumsi di Tahun Depan, Simak Saham yang Prospektif?
ILUSTRASI. Prospek saham barang konsumsi


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun depan menjadi tahun yang penuh sentimen bagi emiten barang konsumsi. Salah satu sentimen utama di sektor ini adalah kondisi perekonomian dalam negeri dan kondisi daya beli masyarakat.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Christine Natasya melihat adanya perbaikan margin oleh emiten tahun depan. Christine menyebut, peluang perbaikan ekonomi bisa berlanjut di 2023,  terlihat dari pertumbuhan gross domestic product (GDP) secara kuartalan yang masih baik.

Di sisi lain, konsumsi rumah tangga domestik juga solid, ditopang oleh mobilitas masyarakat yang mulai pulih.  Konsumsi swasta akan menjadi penopang pemulihan ekonomi di 2023.

Dengan melihat kondisi ini, Christine melihat perusahaan-perusahaan barang konsumen dengan brand equity yang tinggi, akan lebih diuntungkan tahun depan, terutama untuk emiten yang memiliki target pasar berpenghasilan menengah ke atas.

Emiten-emiten ini memiliki pricing power yang kuat dan pangsa pasar yang solid. Perusahaan tersebut dinilai bisa meneruskan (pass on) kenaikan harga ke konsumen.

Baca Juga: IHSG Menguat 0,99% ke 7.081 di Akhir Perdagangan Rabu (30/11), Sektor Keuangan Melaju

Misalnya, sebagian besar produk PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) memegang pangsa pasar terbesar di segmennya.

Hal ini memberikan perusahaan lebih banyak fleksibilitas dalam meningkatkan harga jual rata-rata alias average selling price (ASP). PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) juga tercatat beberapa kali menaikkan harga jual, karena memiliki brand equity yang kuat.  

Ditambah, harga komoditas lunak seperti minyak sawit alias crude palm oil (CPO) dan gandum sudah melemah. Kenaikan ASP dan penurunan harga komoditas membuka peluang adanya margin yang lebih baik tahun depan.

Di sisi lain, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) menghadapi kompetisi yang cukup ketat, khususnya untuk  segmen home care.

“UNVR tidak bisa melakukan pass-on ke konsumen karena kompetisi segmen home care yang tinggi, sehingga strateginya belum cukup bagus untuk meningkatkan revenue,” kata Christine, Rabu (30/11).

Mirae Asset Sekuritas mempertahankan pandangan netral terhadap sektor konsumen. Selain membaiknya perekonomian, kenaikan upah minimum 2023 akan mendukung pemulihan daya beli masyarakat berpendapatan menengah ke bawah di tengah kenaikan inflasi.

 

Christine merekomendasikan buy ICBP dengan target harga Rp 12.100, trading buy saham KLBF dengan target harga Rp 2.400, dan hold saham UNVR dengan target harga Rp 4.750.

Risiko dari rekomendasi ini diantaranya pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, karena sebagian besar perusahaan barang konsumsi melakukan impor bahan mentah. Pelemahan nilai tukar rupiah melemah bisa membuat margin menurun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×