kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menempuh Restrukturisasi, Saham-saham Ini Masih Bisa Dicermati


Selasa, 07 Juni 2022 / 20:17 WIB
Menempuh Restrukturisasi, Saham-saham Ini Masih Bisa Dicermati
ILUSTRASI. Pegawai melintas di dekat monitor pergerakan indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/wsj.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten yang melakukan restrukturisasi keuangan membukukan kinerja yang beragam di kuartal I 2022. Beberapa emiten memang masih berupaya keluar dari kondisi keuangan yang lesu, akan tetapi ada pula emiten yang mulai menunjukkan hasil dari langkah restrukturisasi yang dilakukan.

KRAS misalnya, saldo ekuitas yang semula negatif perlahan mampu berbalik positif. Hingga akhirnya, ekuitas KRAS tercatat US$ 556,57 juta di akhir kuartal I 2022. Capaian itu meningkat 6,60% dibanding akhir tahun 2021 yang tercatat US$ 522,09 juta. 

Adapun KRAS mengantongi pendapatan bersih hingga US$ 675,99 juta atau naik 39,61% secara year on year (yoy) di kuartal I 2022 ini. Laba bersihnya juga naik 19,79% yoy menjadi US$ 26,45 juta. 

Kinerja keuangan yang berbalik positif itu mulai tampak sejak tahun 2020, sebelumnya selama bertahun-tahun KRAS membukukan bottom line yang negatif. 

Baca Juga: Waskita Beton (WSBP) Optimistis PKPU Segera Selesai, Manajemen Fokus Pulihkan Kinerja

Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto mencermati, kinerja KRAS yang positif sepanjang tiga bulan pertama tahun ini menjadi pertanda positif bahwa kinerjanya akan membaik sepanjang tahun 2022. Walau begitu, tidak semua emiten yang melakukan restrukturisasi bernasib mujur seperti KRAS. Beberapa emiten yang menjalani restrukturisasi masih membukukan kinerja yang lesu.

"Kadang restrukturisasi menimbulkan kerugian signifikan hingga membalikkan saldo ekuitas menjadi negatif seperti yang pernah terjadi pada saham SRIL, MDRN, AISA dan WSBP," kata Pandhu, Selasa (7/6). 

Sedikit gambaran, di kuartal I 2022 SRIL masih membukukan defisit modal ekuitas hingga US$ 438,72 juta, membengkak dari defisit modal ekuitas di akhir tahun 2021 yang tercatat US$ 398,81 juta. Padahal di tahun 2020, ekuitas SRIL tercatat masih positif US$ 672,42 juta. 

Asal tahu saja, total liabilitas SRIL memang menurun tipis dari US$ 1,61 miliar dari sebelumnya US$ 1,63 miliar. Akan tetapi total liabilitas itu masih lebih tinggi dibanding jumlah asetnya yang mencapai US$ 1,18 miliar. Adapun total aset ini tertekan dibanding akhir tahun 2021 yang tercatat US$ 1,23 miliar.

Dalam catatan Kontan.co.id sebelumnya diungkapkan, pemulihan permintaan yang lambat menjadi salah satu pemberat kinerja SRIL di tahun 2022 ini. Adapun mengutip laporan keuangannya di kuartal I 2022, penjualan bersih SRIL melorot 51,85% yoy menjadi US$ 181,35 juta. 

SRIL juga masih membukukan rugi bersih walaupun membaik dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$ 742,28  juta, menjadi US$ 38,97 juta. 

Pandhu juga mencermati, pada emiten WSKT, restrukturisasi dilakukan dengan berbagai penundaan pembayaran utang yang akhirnya berdampak negatif. Hal tersebut mendorong terjadi penurunan signifikan pada saldo laba ditahan karena kerugian yang dialami sejak 2020 lalu. 

Pelepasan sebagian besar ruas toll yang dimiliki perusahaan juga menyebabkan pendapatan mengalami penurunan signifikan.

Akan tetapi, langkah tersebut memang perlu dilakukan untuk memperbaiki struktur modal WSKT. Asal tahu saja, rasio utang emiten plat merah itu sudah mencapai level yang sangat tinggi sehingga membebani kinerja keuangannya. 

Baca Juga: Selain OWK Seri B, Ini Sederet Aksi Korporasi yang Akan Digelar Krakatau Steel (KRAS)

Mempertimbangkan kondisi emiten -emiten di atas, Pandhu cenderung merekomendasikan saham KRAS. Selain kinerjanya yang membaik, secara valuasi KRAS cukup menarik. Saat ini sahamnya masih diperdagangkan pada rasio PBV sekitar 0,9 kali dan PE sekitar 4,9 kali.

"Relatif murah untuk perusahaan yang sedang bertumbuh positif. Kami targetkan untuk 12 bulan ke depan KRAS dapat mencapai level Rp 480," imbuh dia.  

Senada, Senior Investment Information Mirae Aset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta mengungkapkan, kinerja keuangan yang terus membaik membuat saham KRAS patut untuk dicermati. Apalagi kinerjanya di kuartal I 2022 menunjukkan pertumbuhan pendapatan dan laba yang mencapai dua digit. 

Akan tetapi, apabila mempertimbangkan sektornya, WSKT menjadi emiten yang paling atraktif dibanding emiten-emiten restrukturisasi lainnya. Sektor konstruksi dinilai overweight karena diwarnai beragam katalis positif tahun ini, di antaranya pemulihan ekonomi dan pembangunan ibu kota negara yang baru. 

Adapun komitmen WSKT dalam melakukan restrukturisasi dan peluang divestasi tol ke depan menjadi katalis pendorong lainnya. 

Diharapkan faktor pendorong itu bisa mengerek bottom line WSKT menjadi laba di tahun 2023. Terhadap saham WSKT, Nafan menyarankan akumulasi dengan target harga Rp 1.000 per saham. 

Nafan menambahkan, langkah restrukturisasi mungkin memang belum tercermin pada kinerja emiten-emiten lainnya. Akan tetapi ia melihat, tahun 2022 ini memberi peluang agar restrukturiasi dapat dilakukan secara lebih optimal. 

Hal ini tidak terlepas dari kondisi ekonomi yang mulai membaik seiring dengan perubahan status dari pandemi menjadi endemi. Perbaikan ini juga tercermin dari kinerja top line mayoritas emiten yang bertumbuh di kuartal I 2022, termasuk emiten-emiten yang melakukan restrukturisasi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×