Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di pengujung pekan ini, kurs rupiah kembali menguat. Kemarin, kurs spot rupiah menanjak 0,14% menjadi Rp 13.797 per dollar Amerika Serikat (AS). Namun dalam sepekan nilai tukar rupiah melemah 0,29%.
Serupa, pada kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah masih koreksi 0,14% ke Rp 13.794 per dollar AS. Bila dihitung selama sepekan, pelemahan mata uang Garuda lebih dalam, mencapai 0,35%.
Lukman Leong, Research & Analyst Valbury Futures, mengatakan, rupiah bergerak melemah dalam sepekan ini karena menunggu kepastian kenaikan suku bunga The Federal Reserve. "Penguatan rupiah yang terjadi karena BI masih menjaga agak tidak tembus Rp 14.000 per dollar AS," kata dia, Jumat (9/3).
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengamini pendapat Lukman. Menurut dia, pelemahan rupiah terjadi karena pelaku pasar menyesuaikan valuasi rupiah terhadap potensi kenaikan suku bunga AS sebesar 25 basis poin.
Tambah lagi, masih ada kekhawatiran terhadap rencana Presiden Donald Trump memberlakukan tarif impor pada baja dan aluminium asal China. Pemberlakuan tarif impor tersebut bisa menimbulkan perang dagang dan membuat prospek pasar global terancam.
Namun rencana pertemuan Presiden Trump dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un untuk membahas penghentian kegiatan senjata nuklir bisa meredam keperkasaan the greenback. Tapi, jika data ekonomi AS positif, terutama data tenaga kerja, maka rupiah akan kembali tersungkur pekan depan.
Karena itu, Josua memprediksi, dalam sepekan mendatang, rupiah akan bergerak di rentang Rp 13.700–Rp 13.850 per dollar AS. Sedang Lukman menghitung, rupiah akan bergerak di rentang Rp 13.750–Rp 13.900 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News