Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pekan depan, Bank Indonesia akan menggelar menggelar rapat dewan gubernur (RDG) terakhir di tahun 2021. Pekan depan pula, bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed) juga akan menghelat federal open market committee (FOMC) meeting.
Analis Phillip Sekuritas Indonesia Dustin Dana Pramitha menilai keputusan dari dua agenda ini dinilai memberikan dampak yang cukup minim terhadap pasar saham di sisa tahun ini. Dustin meyakini, pelaku pasar masih yakin dengan kebijakan yang belum akan berubah.
Dustin memproyeksi, BI masih berpeluang menahan tingkat suku bunga di RDG pekan depan. Sejumlah faktor dinilai bisa menjadi pertimbangan, di antaranya masih perlunya BI memberikan stimulus kepada beberapa sektor.
Sementara itu, kebijakan tapering The Fed masih akan tetap berjalan seperti sebelumnya, dengan rencana pengurangan anggaran pembelian surat utang negara secara gradual (bertahap).
Dustin menilai, perubahan tingkat suku bunga belum akan terjadi secepat itu. Dustin masih memproyeksikan perubahan tingkat suku bunga lebih berpotensi terjadi di tahun depan.
Di sisi lain, pasar saham diguyur sejumlah sentimen yang lebih positif bagi pergerakan IHSG di sisa tahun ini, seperti beberapa data ekonomi yang menunjukkan perbaikan.
Baca Juga: IHSG diprediksi lanjutkan penguatan pada awal pekan, saham-saham ini bisa dilirik
Ditambah adanya perubahan peraturan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di libur Natal dan tahun baru (Nataru). Hal ini dirasa bisa mendukung konsumsi masyarakat untuk tumbuh.
Salah satu contohnya adalah jam operasional pusat perbelanjaan yang tetap dipertahankan dengan jumlah kunjungan yang lebih longgar. Hal ini akan memberikan keleluasaan terhadap mobilitas masyarakat di momen libur akhir tahun ini, walaupun memang pemerintah masih membatasi perjalanan antar kota dan dari luar negeri.
“Namun yang perlu diwaspadai adalah lonjakan kasus Covid-19 setelah libur akhir tahun, ditambah varian baru omicron yang masih mengintai,” terang Dustin kepada Kontan.co.id, Minggu (12/12).
Sepanjang pekan depan, Dustin menilai IHSG punya peluang kembali menguji resistance 6.755 dengan support yang bisa dicemati di 6.485.
Analis Binaartha Sekuritas Lingga Pratiwi menilai, pasar masih bersikap wait and see terhadap hasil RDG BI. Meskipun demikian, peluang daripada aksi window dressing masih tetap ada.
“BI masih menahan dan terus memantau dinamika perkembangan global, seperti dinamika kebijakan pengetatan moneter The Fed,” terang Lingga.
Adapun level support IHSG pekan depan berada di level 6.561-6.578 dengan resistance 6.661-6.678. Di pekan RDG dan FOMC ini, Lingga merekomendasikan pelaku pasar tetap mengakumulasi saham-saham big caps yang bisa mempengaruhi pergerakan IHSG secara signifikan pada Desember ini.
Baca Juga: IHSG menguat 1,75% dalam sepekan, kapitalisasi pasar naik 2,97%
Saaham-saham yang dimaksud seperti PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), PT Indah Kiat Pulp &Paper Tbk (INKP), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM),PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT London Sumatra Indonesia Plantation Tbk (LSIP), dan PT United Tractors Tbk (UNTR).
Sementara Dustin menilai, saham sektor konsumen non primer menarik untuk dicermati pelaku pasar, terutama yang berkaitan dengan perdagangan eceran, sektor konsumen primer, dan beberapa emiten properti yang memiliki lini bisnis pusat perbelanjaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News