Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Noverius Laoli
Selain agenda FOMC dan RDG BI, sambung Wisnu, beberapa sentimen yang akan turut menyetir pergerakan IHSG pekan depan ada rilis penjualan rumah lama AS pada 21 September 2022 mendatang, kemudian ada data PMI Manufaktur Jerman yang diperkirakan bakal semakin turun.
Lalu, Andhika menambahkan terkoreksinya harga batubara global dan minyak dunia akan menjadi sentimen negatif untuk laju IHSG.
Di tengah potensi tekanan pasar, Wisnu menyarankan pelaku pasar dapat melakukan trading tapi tetap dengan disiplin. Jika ingin membeli saham di harga diskon untuk investasi maka bisa melakukan strategi Buy on Weakness (BoW) untuk saham-saham pilihan.
Baca Juga: Pergerakan IHSG Dalam Sepekan Masih Diselimuti Sentimen Negatif
Wisni menyoroti, saham-saham yang menarik ada dari sektor industri dasar, khususnya emiten semen seperti PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP). Hal ini sejalan dengan pembangunan infrastruktur yang mulai menggeliat, khususnya IKN yang akan menjadi katalis tambahan.
Tak hanya itu, saham-saham dari sektor keuangan juga bisa dicermati, Wisnu menjagokan saham PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) dan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) karena mencetak kinerja solid dan rutin menebar dividen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News