kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mendulang Untung di Pasar Valas Saat Rusia dan Ukraina Menegang


Selasa, 01 Maret 2022 / 13:34 WIB
Mendulang Untung di Pasar Valas Saat Rusia dan Ukraina Menegang
ILUSTRASI. Gejolak geopolitik Rusia dan Ukraina mempengaruhi pergerakan berbagai mata uang dunia.


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gejolak geopolitik Rusia dan Ukraina mempengaruhi pergerakan berbagai mata uang dunia. Kurs dolar Amerika Serikat (AS) misalnya, meroket lantaran mata uang ini menjadi buruan pelaku pasar yang memanfaatkan mata uang ini sebagai safe haven

Namun, di tengah kisruhnya Rusia dan Ukraina ini, investor juga bisa memanfaatkan volatilitas di pasar valuta asing (valas) untuk mendulang untung. Tentunya tidak hanya dolar AS saja yang menarik. 

Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan perang Rusia dengan Ukraina membawa kekhawatiran dan membuat mata uang safe haven seperti yen (JPY) dan swiss franc (CHF) jadi lebih banyak diburu investor. "Mata uang JPY dan CHF yang dipasangkan dengan USD jadi menarik untuk diakumulasi beli," kata Faisyal, Jumat (25/2).

Baca Juga: Simak Strategi Investasi di Tengah Kecamuk Perang Rusia-Ukraina

Menurut Faisyal CHF dan JPY akan menguat terhadap USD. Di satu sisi, dolar AS berpotensi melemah karena krisis geopolitik menimbulkan ekspektasi The Federal Reserved (The Fed) tidak agresif dalam menaikkan suku bunga.

Faisyal memasang target harga USD/JPY hingga akhir tahun ini di level 110,00. Sementara, target harga USD/CHF di level 0,9000

Di tengah pecahnya perang Rusia dan Ukraina juga membuat transaksi atas mata uang euro dan poundsterling ramai. Namun, investor ramai memasang jual terhadap kedua mata uang ini. "Euro dan poundsterling ikut melemah karena kawasan Eropa dan Inggris merupakan bagian dari NATO yang kini Ukraina turut kecewa dengan NATO," kata Faisyal.

Baca Juga: Hedging ke Stablecoin Bisa Jadi Pilihan di Tengah Terpuruknya Berbagai Aset Kripto

Selain tersangkut efek geopolitik, mata uang euro dan poundsterling ramai dipasang jual oleh investor karena bank sentral dua negara tersebut cenderung dovish.

Faisyal memproyeksikan harga EUR/USD di 1,0800. Sedangkan, harga GBP/USD berpotensi mengarah ke 1,2700.  

Senada Alwi mengatakan ada peluang untuk sell euro dan buy dolar AS. "Dolar AS masih di atas angin terhadap euro," kata Alwi. Indeks dolar AS masih Alwi proyeksikan untuk naik ke level 98. Sentimen positif dolar AS datang dari kenaikan suku bunga The Fed, sementara ECB dovish. Alwi memproyeksikan harga EUR/USD di 1,0900 untuk jangka panjang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×