Reporter: Recha Dermawan | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang bulan Desember, pelaku pasar bersiap menjaring cuan dari fenomena window dressing. Window dressing biasanya menjadi strategi manajer investasi untuk memoles tampilan portofolionya.
Dengan memilih saham yang cenderung naik dan bisa memberikan imbal hasil menarik, fenomena window dressing bisa menjadi pendongkrak harga saham unggulan.
Pengamat dan Praktisi Investasi Desmond Wira mengatakan, memang fenomena window dressing ini biasanya akan terasa saat akhir tahun, yaitu Desember.
Window dressing ini hampir selalu terjadi setiap tahun. Meskipun terkadang juga tidak terjadi, contohnya ketika tahun 2000 lalu.
Baca Juga: Wall Street Merosot, Nasdaq Terjun Paling Dalam Pada Selasa (26/9)
Menurut Desmond, IHSG akan menguat saat akhir tahun seiring terjadinya window dressing. Rata-rata penguatan IHSG yaitu 4,38%.
Demond menyarankan investor agar sebaiknya memilih saham yang menjadi pendorong utama indeks. Biasanya saham penggerak indeks adalah blue chips atau perusahaan berkapitalisasi besar. Tetapi dia mengingatkan bahwa investor tetap perlu berhati-hati.
"Gunakan alokasi dana yang memang untuk spekulasi, bukan dana utama investasi. Hal ini untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” kata Desmond kepada Kontan.co.id, Selasa (26/9).
Baca Juga: Simak Proyeksi IHSG untuk Perdagangan Rabu (27/9)
Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani menambahkan, window dressing sudah sangat identik dengan bulan Desember.
“Berdasarkan tren historis IHSG di bulan Desember kemungkinan sangat tinggi akan ada window dressing terlepas dari kondisi global maupun domestik,” kata Arjun.
Arjun merekomendasikan buy Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dengan target harga Rp 5.750, dan Indofood Sukses Makmur (INDF) dengan target harga Rp 7.325
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News