kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mencicipi manisnya cuan dari waran


Kamis, 28 September 2017 / 08:33 WIB
Mencicipi manisnya cuan dari waran


Reporter: Riska Rahman | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - Memperoleh insentif waran saat mengikuti rights issue emiten bukanlah hal yang asing lagi di pasar modal. Waran biasanya diterbitkan agar pemegang saham mau menebus rights issue.

Sehingga, bisa dibilang, waran menjadi pemanis yang juga bisa membuka peluang mendapat cuan untuk para investor. Beberapa emiten seperti PT Buana Listya Tama Tbk (BULL), PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO), dan PT Pool Advista Indonesia Tbk (POOL) menerbitkan saham baru lewat hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) sekaligus menyertakan penerbitan waran.

Jadi, investor yang ikut dalam HMETD emiten-emiten tersebut akan mendapat bonus waran. Yang terbaru, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) berencana menerbitkan saham baru HMETD maksimal sebanyak 4,45 miliar saham. Saham baru ini memiliki nilai nominal Rp 25 per saham. MEDC juga akan menerbitkan waran dengan jumlah dan nominal yang sama. Sehingga, jumlah saham baru dan waran MEDC sebanyak 8,9 juta saham

Melalui waran, para pemilik saham emiten tertentu memiliki hak atas waran yang bisa dikonversi menjadi saham dengan harga yang telah ditentukan sebelumnya. Sehingga, pemilik waran bisa membeli saham dengan harga yang lebih murah daripada harga pasar.

"Misalnya ketika investor punya waran dengan harga eksekusi sebesar Rp 800 per saham, pemilik waran tersebut punya leverage Rp 200 per saham saat ia mengkonversi saham tersebut ketika harga sahamnya di pasar naik menjadi Rp 1.000," ujar Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri, Rabu (29/9).

Menurut Hans, kandungan leverage yang ada pada waran membuatnya mampu memberikan keuntungan yang besar kepada pemiliknya. Keuntungannya pun bisa berkali-kali lipat. Tak jarang, harga waran bisa jauh lebih tinggi ketimbang harga saham emiten itu sendiri.

Profil risiko

Tapi, sama seperti saham, waran bisa juga bisa memberi risiko. Hans mengatakan, sifat waran yang memberikan leverage itu turut menjadikan waran punya risiko lebih tinggi ketimbang sahamnya sendiri. Risiko kerugian bisa timbul jika harga saham tersebut jatuh menyamai atau bahkan lebih rendah dibanding harga waran tersebut.

Di sisi lain, Analis Danareksa Sekuritas Lucky Bayu Purnomo mengatakan, waran memiliki risiko yang cenderung sama dengan potensi sahamnya. "Untuk itu, penting bagi para investor untuk memahami profil risiko pada waran tersebut," ujar dia.

Dengan menentukan profil risiko, maka investor bisa mengetahui kapan waktu yang tepat untuk menjual waran. Hal itu bisa diketahui dengan mencari tahu tren kinerja emiten tersebut. Selain itu, investor juga bisa mengamati volume transaksi serta likuiditas saham emiten penerbit waran.

Menurut Lucky, saat ini waran memiliki ruang gerak rata-rata sebesar 2% hingga 3,8%. Tapi saat ini pergerakan waran masih cenderung netral karena kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan kinerja saham sektoral belum mengalami perubahan yang signifikan.

Lucky menilai, waran yang akan diterbitkan bersamaan dengan saham baru MEDC lumayan menarik. Ini lantaran harga saham MEDC bisa terdorong dari kenaikan harga minyak dunia. "Sentimen harga minyak itu bisa mendorong kinerja sektor serta kinerja saham emiten," papar dia.

Tapi Hans punya pendapat berbeda. Menurutnya, meski tengah menguat, harga komoditas masih bergerak volatil. Sehingga, investor harus ekstra hati-hati sebelum mengambil keputusan di saham sektor komoditas ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×