Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
Di sisi lain, Presiden Direktur CSA Institute, Aria Santoso menilai, dengan dipertahankan-nya suku bunga acuan BI di level 5%, membuat sektor keuangan khususnya perbankan mendapat alasan untuk tidak menurunkan lagi bunga pinjaman dan menjaga net interest margin (NIM) tetap tinggi.
Namun, ia memperkirakan dalam waktu dekat ini masih ada ruang bagi Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga acuannya. Aria menilai saham bank BUKU IV seperti BBRI, BBCA, BMRI masih menarik untuk dikoleksi.
Baca Juga: Perbankan dukung rencana LPS untuk memperluas penjaminan
Sementara itu, Sukarno menilai seharusnya investor dapat masuk ke saham perbankan dengan memanfaatkan aktivitas widow dressings yang terjadi pada Desember tahun lalu.
Saat ini, beberapa saham perbankan yang masuk kategori blue chips sudah mengalami kenaikan harga yang lumayan tinggi. Sehingga, untuk saham-saham yang dinilai masih ‘ketinggalan’ dari segi pergerakan teknikalnya seperti BBNI dan BMRI bisa mulai dikoleksi investor saat ini.
Sedangkan untuk saham BBTN dan BDMN, Sukarno merekomendasikan investor bisa menggunakan strategi buy on weakness (BOW). “Untuk saham-saham yang sudah menguat signifikan bisa ditunggu koreksi dahulu karena ada peluang dapat di harga bawah (harga lebih rendah),” sambung Sukarno.
Baca Juga: Rupiah terus menguat terhadap dolar AS, ini penjelasan Gubernur BI
Sedangkan Catherina menilai investor sudah bisa membeli (buy) saham BMRI dengan target harga Rp 8.500 dan hold saham BBRI dengan target harga Rp 4.900 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News