Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto berkomitmen melanjutkan misi hilirisasi, termasuk pada komoditas tambang. Holding industri pertambangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Mining Industry Indonesia (MIND ID) akan menjadi bagian dari tulang punggung dalam mewujudkan misi tersebut.
Komitmen terhadap hilirisasi kembali ditegaskan Prabowo dalam pidato pelantikan presiden pada 20 Oktober 2024 lalu. "Kita harus melakukan hilirisasi kepada semua komoditas yang kita miliki. Nilai tambah dari semua komoditas itu harus menambah kekuatan ekonomi kita, sehingga rakyat bisa mencapai tingkat hidup yang sejahtera," tegas Prabowo.
MIND ID melalui anggotanya tengah mengakselerasi sejumlah proyek hilirisasi tambang. Di samping smelter nikel, tembaga dan bauksit, hilirisasi juga dilakukan melalui pengembangan industri dan ekosistem baterai kendaraan listrik alias Electric Vehicle (EV).
Belum lama ini, ada dua proyek strategis hilirisasi tambang yang telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo, pada 23 September dan 24 September 2024. Yakni smelter tembaga dari PT Freeport Indonesia, serta Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Fase 1 milik PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dan PT Aneka Tambang Tbk alias Antam (ANTM).
Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan melalui peresmian smelter tersebut, pemerintah memastikan hilirisasi mineral terjadi di Indonesia sehingga dampak positif multiplier effect ekonominya lebih optimal. Sekaligus sebagai upaya untuk menekan impor.
Baca Juga: Menteri ESDM Minta Pelaku Industri Pertambangan Genjot Hilirisasi Mineral
Dengan begitu, devisa tidak keluar dan membuat stabilitas ekonomi masa depan semakin baik. "Kami memahami bahwa hilirisasi bukan pilihan tapi kewajiban untuk mendorong pertumbuhan ekonomi," ungkap Erick dalam siaran tertulis peresmian SGAR, 24 September lalu.
Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso menambahkan, pihaknya optimistis mampu melakukan integrasi sektor hulu hingga hilir. Sehingga mampu memberikan peningkatan nilai tambah dan kontribusi optimal bagi ekonomi Indonesia.
Optimisme serupa juga disampaikan oleh Direktur Utama Antam Nicolas D. Kanter. Dalam paparan publik 27 Agustus 2024 lalu, Nico menegaskan ANTM siap ambil bagian dalam mandat yang diberikan kepada Grup MIND ID untuk mengembangkan hilirisasi, ekosistem EV dan transisi energi.
"Beberapa proyek EV baterai sedang dalam pengembangan. ANTM akan memainkan peranan penting bersama anggota MIND ID lain yang memproduksi berbagai mineral strategis yang diberikan," ungkap Nico.
Dalam upaya tersebut, ANTM memiliki sejumlah agenda ekspansi hingga akuisisi. Termasuk proyek kolaborasi bersama Indonesia Battery Corporation (IBC) dan mitra strategis lainnya.
Proyek hilirisasi juga dilakukan oleh anak bungsu MIND ID, PT Vale Indonesia Tbk (INCO). Emiten nikel ini menggarap tiga proyek strategis di tiga wilayah, yakni Morowali, Pomalaa dan Sorowako. Pipeline proyek strategis INCO tersebut meliputi pengembangan tambang hingga smelter Rotary Kiln-Electric Furnance (RKEF) dan High Pressure Acid Leach (HPAL).
Tak ketinggalan, PT Timah Tbk (TINS) juga siap berkontribusi pada misi hilirisasi tambang. Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Timah, Fina Eliani mengungkapkan TINS akan mengambil langkah strategis, termasuk untuk mencapai target pemasaran.
Langkah prioritas TINS antara lain dengan memprioritaskan kebutuhan dalam negeri dalam rangka mendukung hilirisasi serta optimalisasipenjualan ekspor untuk memenuhi permintaan pasar global. Sampai dengan kuartal III-2024, TINS membukukan kinerja cemerlang dengan pertumbuhan pendapatan dan berhasil membalikkan rugi menjadi laba bersih.
"Seiring dengan upaya peningkatan kinerja operasi produksi, serta perbaikan tata kelola pertambangan timah, TINS berhasil membukukan laba bersih yang berdampak positif terhadap fundamental keuangan yang semakin kuat," kata Fina dalam keterbukaan informasi, Jumat (1/11).
Emiten tambang batubara, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) tak mau ketinggalan. Corporate Secretary Bukit Asam Niko Chandra mengungkapkan sejumlah langkah strategis PTBA dalam ekspansi yang sejalan dengan misi transisi energi.
Terbaru, pada 24 Oktober 2024 PTBA telah melakukan peluncuran pilot plant (pabrik percontohan) wood pellet dari kalindra merah di Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Wood pellet ini merupakan bahan bakar campuran batubara (cofiring) di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Langkah ini merupakan kelanjutan dari program budidaya kaliandra merah untuk biomassa yang telah dimulai sejak tahun 2023. Saat ini, kapasitas produksi yang mampu dihasilkan dari pilot plant sebanyak 200 kilogram per jam.
Baca Juga: Kinerja & Rekomendasi Saham Emiten Mind Id: PTBA, ANTM, TINS & INCO
Selain itu, PTBA memiliki proyek hilirisasi batubara. Bekerjasama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), PTBA memulai pilot project konversi batubara menjadi artificial graphite dan anode sheet untuk bahan baku baterai lithium-ion. Peluncuran perdana pilot project telah berlangsung di Kawasan Industri Tanjung Enim pada 15 Juli 2024.
Mengangkat Prospek Jangka Panjang
Praktisi Pasar Modal & Founder Stocknow.id Hendra Wardana melihat berbagai proyek dan strategi hilirisasi tersebut akan mendorong prospek jangka panjang anggota MIND ID, khususnya yang merupakan perusahaan terbuka (emiiten). Apalagi dengan adanya dukungan dari program pemerintah dalam komitmen hilirisasi dan pengembangan ekosistem EV.
Selain perusaan mineral seperti ANTM, INCO dan TINS, PTBA juga memiliki peran strategis. Sebab, Presiden Prabowo juga menyoroti batubara sebagai sumber daya dari dalam negeri yang masih dibutuhkan untuk mencapai swasembada energi.
"Emiten-emiten ini berpotensi meraih manfaat besar dari program pemerintah, yang bertujuan meningkatkan nilai tambah produk tambang dan memperkuat ketahanan energi nasional," kata Hendra kepada Kontan.co.id, Selasa (5/11).
Analis RHB Sekuritas Indonesia Muhammad Wafi mengamini, hilirisasi menjadi katalis penting bagi kinerja emiten tambang MIND ID. Di sisi yang lain, Wafi menyoroti seberapa signifikan dampak dari proyek hilirisasi akan ikut dipengaruhi oleh keberhasilan industrialisasi.
Wafi menegaskan, proyek hilirisasi dan industrialisasi mesti berjalan beriringan, supaya produk yang dihasilkan oleh smelter bisa terserap secara optimal. "Jadi kuncinya (hilirisasi) adalah seberapa cepat industralisasi bisa direalisasikan," imbuh Wafi.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menambahkan, anggota MIND ID akan menjadi tulang punggung dalam hilirisasi tambang dan pengembangan ekosistem EV. Tak hanya dari sisi industrialisasi, langkah ini juga penting dalam menyambut transisi ke penggunaan energi dan produk yang lebih bersih.
"Oleh sebab itu, secara jangka pendek maupun jangka panjang, kami menilai sektor ini masih inline dengan fokus dari pemerintah yang akan memberikan sentimen positif bagi emiten di dalamnya," terang Nico.
Dus, Nico menilai saham emiten MIND ID layak dikoleksi sebagai pilihan investasi. Nico merekomendasikan saham ANTM, INCO dan TINS dengan target harga masing-masing di Rp 1.850, Rp 4.800 dan Rp 1.750 per saham.
Wafi menyarankan saham ANTM dengan target harga Rp 1.800. Sementara Hendra merekomendasikan buy saham ANTM, PTBA, dan TINS dengan target harga di level Rp 1.700, Rp 3.100 dan Rp 1.760 per saham.
Baca Juga: Menteri ESDM Ngotot Dapat Tambahan Saham Freeport, Bahkan Tanpa Keluar Duit
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News