Reporter: Rashif Usman | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed diproyeksikan memangkas suku bunga pada September 2024. Pemangkasan suku bunga ini pun tampaknya bakal diikuti Bank Indonesia (BI).
Kebijakan pelonggaran suku bunga tersebut juga dinilai menjadi angin segar bagi kinerja emiten di sektor ritel.
Head of Investment Information Mirae Asset, Martha Christina, memprediksi sektor ritel akan menunjukkan kinerja positif di kuartal IV-2024. Prediksi itu dapat terealisasi ketika kebijakan pemangkasan suku bunga direalisasikan Bank Indonesia.
"Penurunan suku bunga tersebut diperkirakan akan memperkuat daya beli masyarakat serta mendorong peningkatan konsumsi rumah tangga," kata Martha dalam acara Media Day Mirae Asset Sekuritas, Kamis (12/9).
Dirinya juga melihat bahwa inflasi yang terkendali dan suku bunga yang lebih rendah akan menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif. Dengan kredit konsumsi yang diproyeksikan meningkat, maka berdampak langsung pada penguatan beberapa sektor termasuk sektor ritel.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Indocement (INTP) di Tengah Pasar Semen Domestik yang Lesu
Selain itu, konsumsi rumah tangga yang merupakan pilar utama pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan akan menguat pada kuartal IV-2024. Pemangkasan suku bunga dan peningkatan kepercayaan konsumen akan mendorong masyarakat untuk lebih aktif melakukan pembelian barang dan jasa.
"Sektor ritel, khususnya segmen barang konsumsi, fashion, dan elektronik, diprediksi akan mendapatkan keuntungan signifikan dari tren ini,” ucap Martha.
Untuk sektor dan saham pilihan di pasar saham, Martha mengatakan sedang memperhatikan tiga sektor yaitu perbankan PT Bank Mandiri (BMRI), PT Bank Central Asia (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan sektor ritel dengan perhatian utama pada kinerja fundamental masing-masing perusahaan.
Dia mengatakan ketiga saham bank tadi masuk ke dalam 10 saham pilihan yang masuk ke dalam top picks Mirae Asset, bersama dengan PT Astra International (ASII), PT Telkom Indonesia (TLKM), PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP), PT Mayora Indah (MYOR), PT Mitra Adiperkasa (MAPI), PT Aspirasi Hidup Indonesia (ACES), dan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul (SIDO).
Pada kesempatan yang sama, Research Analyst Mirae Asset, Abyan Habib Yuntoharjo mengatakan bahwa prospek emiten ritel seperti ACES dan MAPI akan tumbuh positif pada sisa akhir tahun 2024. Hal ini didorong oleh salah satunya potensi penurunan suku bunga, yang akan berdampak positif pada daya beli masyarakat,
"Sentimen positif ini akan lebih terlihat nanti setelah pemangkasan suku bunga," kata Abyan.
Selain ekspektasi penurunan suku bunga, Abyan juga menyatakan optimistis terhadap prospek sektor ritel yang didukung oleh urbanisasi, peningkatan adopsi teknologi digital dan adanya festive season di akhir tahun 2024.
“Investor disarankan untuk mempertimbangkan saham-saham di sektor ritel, yang diprediksi akan mendapatkan keuntungan dari momentum pemulihan ekonomi dan peningkatan konsumsi domestik,” ujar Abyan.
Menurutnya, sektor ritel masih dapat membukukan pertumbuhan pendapatan double digit pasca covid.
"Dengan adanya ekspektasi penurunan suku bunga, efek festive season di kuartal IV-2024 akan berimbas positif terhadap prospek sektor ritel," terang Abyan.
Mirae Asset juga menilai bahwa peningkatan populasi usia produktif dan konsumen muda akan menjadi pendorong utama pertumbuhan jangka panjang bagi sektor ini.
"Konsumen muda yang lebih adaptif terhadap teknologi dan tren gaya hidup modern juga cenderung memiliki preferensi untuk berbelanja secara digital, mempercepat adopsi e-commerce dan memacu inovasi di kalangan peritel," tutupnya.
Melihat potensi pertumbuhan yang masih kuat pada kuartal IV-2024, Mirae Asset memberikan rekomendasi overweight untuk sektor ritel.
Abyan merekomendasikan untuk buy saham ACES dan MAPI dengan target harga masing-masing Rp 1.100 dan Rp 1.900.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News