Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Simposium Jackson Hole sukses membuat pergerakan harga emas dunia tertekan. Mengutip Bloomberg, harga emas untuk pengiriman Desember 2019 di Commodity Exchange sudah merosot 1,76% dari level tertinggi US$ 1.531 per ons troi pada Kamis (15/8), menjadi US$ 1.504 per ons troi Jumat (23/8).
Analis PT Rifan Financindo Berjangka Puja Purbaya Sakti mengatakan, pada perdagangan akhir pekan hari Jumat (23/08), emas berada di bawah tekanan dengan turun sebesar -0,21%.
Baca Juga: Koreksi harga emas hanya sementara, trennya masih akan naik
Tekanan harga emas juga sudah terlihat sejak akhir perdagangan Kamis (22/08) dan ditutup pada level US$ 1.508,50 per ins troi.
"Tekanan terjadi di tengah menguatnya dolar AS dan pendekatan para investor yang wait and see menjelang pidato kunci dari Simposium Jackson Hole," jelas Sakti kepada Kontan, Jumat (23/8).
Harga emas terlihat menyusut atas pemotongan suku bunga The Fed, ini membuat buyer berpikir ulang dan mulai menjauh dari komoditas logam kuning.
Sehari sebelum pidato Ketua The Fed Jerome Powell pada acara tahunan Simposium Jackson Hole, ada spekulasi yang berkembang bahwa bank sentral tidak akan melakukan pemangkasan suku bunga lanjutan seperti yang terjadi di Juli.
Alhasil, rilis notulen rapat The Fed tersebut tak memberikan dampak signifikan bagi pasar, karena mereka menggantungkan ekspektasi kepada petunjuk Jerome Powell yang dijadwalkan untuk menyampaikan pidato pada Jumat (23/08) malam nanti.
Baca Juga: Powell dan Aksi Ambil Untung Menekan Harga Emas
Pasar juga masih mengekspektasikan bahwa The Fed akan memotong suku bunga acuannya sebanyak 25 basis poin lagi. Di sisi lain, Powell juga berada di bawah tekanan besar Presiden AS Donald Trump untuk mengumumkan pengurangan persentase poin penuh suku bunga atau sesuatu yang substansial untuk memberikan dorongan besar bagi Wall Street dan pasar lainnya.
Meskipun begitu, sebagian besar ekonom mengharapkan Powell untuk tetap independen dan mengabaikan Presiden.
Di sisi lain, kesepakatan perdagangan AS-China oleh Trump dan Penasehat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow, juga membuat tekanan turun terhadap harga emas.
Ditambah lagi, komentar Gubernur Reserve Bank of New Zealand (RBNZ), Adrian Orr yang mengurangi prospek penggunaan peralatan kebijakan moneter yang tidak konvensional oleh bank sentral Selandia Baru, bisa juga menjadi faktor yang membebani harga metal berharga.
Baca Juga: Pergerakan bursa Asia bervariasi menunggu kabar dari The Fed
"Namun di jangka pendek, kenaikan posisi beli tetap menjadi tantangan, lantaran pasar membutuhkan katalis untuk mendorong harga lebih tinggi, untuk menghindari godaan dari aksi beli untuk mengantongi laba yang terjadi baru-baru ini," ungkapnya.
Secara teknikal, grafik daily menunjukkan indikator Moving Average Exponential (EMA) tengah melebar dan menunjukkan arah harga turun. Selanjutnya pada indikator Relative Strengh Index (RSI) berada di area + 58 yang menunjukkan arah harga berpotensi untuk turun.
Selanjutnya, dari indikator Commodity Channel Index (CCI) berada diarea + 28 yang menunjukkan harga turun. Dengan begitu, secara umum emas berpotensi untuk lanjutkan koreksi pada perdagangan selanjutnya.
Adapun rekomendasi trading untuk emas adalah Sell selama harga di bawah US$ 1.490 per ons troi. Di mana untuk kisaran resistance harian antara US$ 1.504,60 per ons troi, US$ 1.510,75 per ons troi, dan US$ 1.523,10 per ons troi.
Sedangkan untuk level support harian antara US$ 1.492,25 per ons troi, US$ 1.486,05 per ons troi, dan US$ 1.473,70 per ons troi.
Baca Juga: Beroperasi 48 tahun, HERO perkuat transformasi
Sedangkan untuk level resistance selama setahun antara US$ 1.600,20 per ons troi, US$ 1.701,95 per ons troi, dan US$ 1.970,75 per ons troi. Sementara, untuk level support selama setahun antara US$1.331,40 per ons troi, US$ 1.164,35 per ons troi, dan US$ 895,55 per ons troi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News