kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Koreksi harga emas hanya sementara, trennya masih akan naik


Jumat, 23 Agustus 2019 / 19:39 WIB
Koreksi harga emas hanya sementara, trennya masih akan naik
ILUSTRASI. Turunnya harga emas dunia dalam sepekan terakhir diperkirakan hanya sementara.


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Turunnya harga emas dunia dalam sepekan terakhir diperkirakan hanya sementara. Sebab, banyak sentimen yang berkembang di global bakal mendorong harga emas naik.

Mengutip Bloomberg, harga emas untuk kontrak pengiriman Desember 2019 turun 1,76% dari US$ 1.531 per ons troi pada Kamis (15/8), menjadi US$ 1.504 per ons troi pada Jumat (23/8).

Analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono mengatakan, pelemahan harga emas yang terjadi saat ini merupakan fase yang wajar dan bukan karena hal khusus. Apalagi, tren bullish untuk harga emas masih cukup kuat hingga akhir tahun ini.

Baca Juga: Harga emas Antam turun Rp 4.000

"Koreksi besar atau kecil adalah normal di dalam fase bullish. Apalagi pada setiap level psikologis atau milestone seperti US 1.500, US$ 1.600, US$ 1.900 dan lainnya," jelas Wahyu kepada Kontan.co.id, Jumat (23/8).

Wahyu memperkirakan harga emasi masih bullish, kalaupun terjadi koreksi hanya jangka pendek atau jangka menengah. Sedangkan dari fundamental, harga emas cenderung masih menunjukkan tren bullish.

Kondisi tersebut didukung berbagai sentimen yang berkembang, seperti sikap dovish dari beberapa bank sentral di dunia dengan memangkas suku bunga acuannya, seperti yang dilakukan Bank Indonesia (BI). Selain itu, ancaman resesi di Eropa, Amerika Serikat (AS), serta proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau Brexit turut menggerakkan harga emas dunia.

Baca Juga: Harga emas terus melorot menanti arah pidato Jerome Powell di Jackson Hole

Ditambah lagi, sentimen perang dagang antara AS dan China, serta Trump effect termasuk obsesinya mendorong penurunan suku bunga The Fed juga menjadi perhatian pasar saat ini.

"Isu terbaru yakni berbaliknya kurva imbal hasil US Treasury, yang mengidikasikan adanya sinyal resesi. Ini membuat harga emas semakin cepat naik dan bullish," kata Wahyu.

Secara teknikal, harga emas masih menunjukkan tren bullish pada grafik harian. Sedangkan dalam sepekan harga emas cenderung overbought namun masih terbuka untuk naik. Dengan begitu, ada peluang harga emas untuk bergerak ke level US$ 1.600 per ons troi dan berlanjut hingga US$ 1.700 per ons troi.

Baca Juga: Menimbang untung-rugi pemangkasan suku bunga Bank Indonesia (BI)

Untuk jangka menengah harga emas bakal bergerak di kisaran US$ 1.450 hingga US$ 1.560 per ons troi. "Tapi kalau optimistis, kisaran harga di sisa tahun ini bisa bergerak di kisaran US$ 1.400 - US$ 1.600 per ons troi," kata Wahyu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×