kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Menakar prospek saham TSPC


Rabu, 20 Mei 2015 / 08:40 WIB
Menakar prospek saham TSPC
ILUSTRASI. Yuk simak cara mengubah atau memperbarui tampilan ruang tamu dengan hemat!


Reporter: Benedictus Bina Naratama | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Bak penyakit sampar, pelemahan rupiah menyebabkan emiten farmasi terkulai lemas. Lirik saja  kinerja PT Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC). Hingga akhir tahun lalu, laba bersih TSPC turun 8,7% menjadi Rp 579,4 miliar. Sedangkan penjualan naik 9,6% menjadi sekitar Rp 7,51 triliun.

Kinerja industri farmasi bertambah loyo, setelah  sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pemerintah melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). telah menyusun daftar dan menyediakan semua produk farmasi yang dibutuhkan oleh program kesehatan tersebut. Namun, produk farmasi TSPC tak masuk di dalamnya.

Karena itu, TSPC berusaha mengembangkan bisnis produk nutrisi, salah satunya berbasis susu. Vanessa Ariati Tanuwijaya, Analis Mandiri Sekuritas, dalam riset 5 Mei 2015 menyebutkan, pada kuartal I-2015, TSPC telah mengeluarkan produk ultra high temperature (UHT) pertamanya dengan merek Vidoran KIDS with Cod Oil.

Menurut Vanessa, produk UHT ini dijual dengan harga yang lebih bersaing, yakni 10%-20% lebih rendah dibandingkan produk nutrisi pesaing. "Vidoran KIDS with Cod Oil dipercaya memberikan gross margin positif di segmen nutrisi. Kondisi di lapangan mengindikasikan, masyarakat menerima dengan baik produk Vidoran," jelas dia.

Produk Vidoran ini telah beredar di pasar selama lebih dari tiga dekade. Tahun ini, TSPC akan lebih memperluas penetrasi pasar produk nutrisi, terutama produk IFFO, GUM dan UHT. Pada pertengahan 2014, perusahaan telah berhasil merampungkan pembangunan pabrik susu formula di Surabaya, Jawa Timur.

Pabrik ini memproduksi susu bubuk formula bayi (IFFO) dan pertumbuhan anak (GUM) di kuartal III-2014. TSPC akan memanfaatkan harga terjangkau produk nutrisi tersebut untuk bersaing di segmen harga rendah dan mendominasi pasar susu bayi. Vidoran IFFO dan GUM berada di posisi nomor enam di pasar pada akhir 2014.

Michael Wilson Setjoadi, Analis Bahana Securities, menambahkan, langkah TSPC menggenjot bisnis nutrisi mengikuti PT Kalbe Farma Tbk, yang lebih dulu menuai untung dari bisnis nutrisi. "Prospek bisnis nutrisi sangat menjanjikan," ujar dia.

Saat ini, TSPC masih bergantung pada penjualan obat-obatan over the counter (OTC). Hingga kuartal I-2015, penjualan obat OTC menyumbang 80%-83% dari total penjualan divisi farmasi TSPC. Sebenarnya bagus TSPC tidak ikut JKN, karena bisa menurunkan margin. "Obat generik dijual dengan harga lebih murah dibandingkan obat resep. Kalau memproduksi obat generik, keuntungan perusahaan akan turun 8%-20%," ujar Michael.

Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengingatkan kembali,  TSPC masih bergulat dengan pelemahan kurs rupiah. "Nilai tukar rupiah di Rp 13.190 per dollar AS bisa menekan margin," ujar dia. Tapi Vanessa memprediksi, tahun ini, pendapatan TSPC naik 9,8% menjadi Rp 8,1 triliun. Sementara, laba bersih Rp 796 miliar dari Rp 579 miliar di 2014.

Michael dan Vanessa merekomendasikan, buy di Rp 3.325 dan Rp 3.000. Sedangkan Satrio merekomendasikan, hold di Rp 2.700. Selasa (19/5), harga saham TSPC turun 0,24% menjadi Rp 2.070 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×