kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menakar Prospek Saham Emiten Media NETV, SCMA dan MNCN pada 2022


Kamis, 27 Januari 2022 / 19:33 WIB
Menakar Prospek Saham Emiten Media NETV, SCMA dan MNCN pada 2022


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Induk usaha lembaga penyiaran nasional NET, PT Net Visi Media Tbk (NETV) resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia pada Rabu (26/1). Hadirnya NETV menambah jajaran saham-saham emiten media di Bursa Efek Indonesia.

Dalam penawaran umum saham perdana atawa initial public offering (IPO), Net Visi Media menawarkan sebanyak-banyaknya 765.306.100 saham barunya atau setara 4,37% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.

Perusahaan pun menetapkan harga IPO di Rp 196 setiap saham. Dengan demikian, Net Visi Media mendapatkan dana segar sebesar Rp 149,99 miliar.

Adapun miten media yang telah terlebih dulu bergabung dalam pasar modal tanah air antara lain PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), PT Mahaka Media Tbk (ABBA), PT Visi Media Asia Tbk (VIVA), dan PT Tempo Inti Media Tbk (TMPO).

Baca Juga: Simak Rencana Net Visi Media Selanjutnya Usai Sukses Gelar IPO

Secara Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova menilai, emiten-emiten media pada tahun ini diproyeksi masih memiliki prospek yang baik pada tahun ini. Kinerja emiten media bisa kembali meningkat dengan dukungan pendapatan advertising maupun subscriber.

Dari jajaran saham-saham emiten media, Ivan menyatakan MNCN dan SCMA bisa dijadikan pilihan saham mewakili sektor media. Alasannya, yang secara kinerja dapat dikatakan stabil di masa pandemi yang mengindikasikan keberhasilan dari strategi bisnis emiten.

 

Pada periode Januari-September 2021, MNCN memperoleh pendapatan sebesar Rp 7,07 triliun atau tumbuh 18,62% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 5,96 triliun. Dari segi laba, MNCN mengantongi laba bersih Rp 1,68 triliun atau meningkat 22% dari periode yang sama tahun lalu Rp 1,37 triliun.

Sementara itu, SCMA membukukan pertumbuhan pendapatan bersih sebesar 22,48% menjadi Rp 4,39 triliun, daripada periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp 3,58 triliun.

Baca Juga: Saham-Saham Ini Paling Banyak Dikoleksi Asing pada Rabu (26/1)




TERBARU

[X]
×