kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.502.000   11.000   0,44%
  • USD/IDR 16.780   23,00   0,14%
  • IDX 8.637   27,70   0,32%
  • KOMPAS100 1.193   4,82   0,41%
  • LQ45 857   3,30   0,39%
  • ISSI 308   1,40   0,45%
  • IDX30 440   1,44   0,33%
  • IDXHIDIV20 513   1,99   0,39%
  • IDX80 134   0,66   0,49%
  • IDXV30 138   0,14   0,10%
  • IDXQ30 140   0,65   0,47%

Menakar Prospek Saham ANTM, INCO, dan BRMS di Tengah Potensi Resesi


Senin, 12 Desember 2022 / 15:41 WIB
Menakar Prospek Saham ANTM, INCO, dan BRMS di Tengah Potensi Resesi
Menakar Prospek Saham ANTM, INCO, dan BRMS di Tengah Potensi Resesi


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli

Juan melihat potensi kenaikan volume penjualan bijih nikel sebesar 32,5% secara year-on-year tahun depan seiring adanya ekspektasi kenaikan kapasitas pabrik pengolahan (smelter) domestik. 

Lebih lanjut, Juan memperkirakan produksi feronikel ANTM akan naik menjadi 25.000 ton nikel dalam feronikel (TNi) pada 2023. 

“Kami memprediksi smelter Halmahera akan mulai berproduksi pada 2023,” terang Juan. Dia merekomendasikan trading buy saham ANTM dengan target harga Rp 2.300. 

Sementara itu, Juan menyematkan rekomendasi hold saham INCO dengan target harga Rp 7.500 per saham.

Baca Juga: Proyeksi IHSG dan Saham Pilihan Ajaib Sekuritas pada Perdagangan Senin (12/12)

Rekomendasi ini turun dari rekomendasi yang disematkan sebelumnya, yakni trading buy. Penurunan rating ini dikarenakan Juan melihat potensi upside saham INCO yang terbatas terhadap target harga.

Juan berekspektasi volume produksi nikel matte INCO akan naik tahun depan, setelah proyek pembangunan ulang tanur 4 rampung pada semester pertama 2022.

Produksi INCO diperkirakan naik menjadi 70.000 ton tahun depan dari proyeksi manajemen di rentang 61.000 ton-62.000 ton nikel matte di tahun ini.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×