kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menakar prospek rupiah setelah menyentuh Rp 14.000 per dollar AS


Senin, 11 Februari 2019 / 20:27 WIB
Menakar prospek rupiah setelah menyentuh Rp 14.000 per dollar AS


Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laju pergerakan kurs rupiah menemui hambatan dan terpaksa kembali memasuki area Rp 14.000 per dollar AS. Namun, baik analis dan ekonom percaya rupiah masih dalam level yang aman dan bisa kembali menguat dalam waktu dekat.

Senin (11/2), kurs rupiah di pasar spot melemah 0,57% ke level Rp 14.034 per dollar AS. Namun, rupiah masih unggul terhadap dollar AS sebesar 2,47% bila dihitung sejak awal tahun.

Ekonom Bank Central Asia David Sumual menuturkan, pelemahan rupiah dipicu oleh kombinasi sentimen eksternal dan internal.

Dari eksternal, para pelaku pasar global kembali dicemaskan oleh ketidakpastian negosiasi dagang antara AS dan China. Apalagi, Presiden AS Donald Trump menyatakan belum akan menemui Presiden China Xi Jinping sebelum tenggat gencatan perang dagang pada 1 Maret mendatang.

“Ketidakpastian perundingan dagang membuat beberapa mata uang emerging market bahkan mata uang utama dunia terkoreksi,” imbuh David, hari ini.

Tekanan rupiah bertambah setelah defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) Indonesia kembali melebar. Sepanjang 2018, neraca transaksi berjalan Indonesia defisit US$ 31,1 miliar atau setara 2,98% dari produk domestik bruto (PDB).

Analis Asia Trade Point Futures Deddy Yusuf Siregar menambahkan, keputusan pemerintah yang menyesuaikan harga sejumlah jenis BBM tidak serta merta berdampak positif bagi rupiah.

Sebab, konsumsi BBM di kalangan masyarakat berpotensi meningkat. Ujung-ujungnya, impor migas tetap berpeluang berada di level yang tinggi di tahun ini. “Tren penurunan harga minyak dunia tidak terlalu terasa kalau impor migas Indonesia tetap tinggi, padahal impor tersebut yang sangat berpengaruh ke posisi CAD Indonesia,” ungkap dia.

Rupiah sebenarnya masih berpeluang bangkit dalam waktu dekat. Salah satu pemicunya adalah masih tingginya arus modal investor asing yang masuk ke pasar keuangan Indonesia.

Di pasar obligasi pemerintah, derasnya dana dari investor asing bahkan membuat nilai kepemilikan investor tersebut mencapai level tertinggi sebesar Rp 925,68 triliun hingga Kamis (7/2) lalu.

Deddy menilai, arus dana dari investor asing di atas kertas minimal bisa membuat rupiah tidak terancam melemah lebih dalam. Hanya saja, perlu diingat bahwa tren seperti itu terjadi sebelum data CAD Indonesia dirilis dan isu perundingan dagang AS-China belum kembali memanas.

“Masih perlu dinanti apakah modal asing yang masuk ke Indonesia tetap tinggi atau tidak ketika sentimen-sentimen negatif kembali muncul,” terangnya.

Sementara itu, David menyebut, masuknya dana asing menjadi modal berharga bagi rupiah untuk kembali ke level Rp 13.000 per dollar dalam jangka menengah hingga panjang. Kalaupun rupiah kembali ditekan sentimen eksternal, pelemahannya tidak akan jauh-jauh dari level Rp 14.000 per dollar AS.

Dari sisi teknikal, Deddy menyebut rupiah masih akan aman jika berada di bawah level Rp 14.200 per dollar AS. Jika level tersebut ditembus, Bank Indonesia perlu segera melakukan intervensi karena potensi pelemahan rupiah bisa terus berlanjut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×