Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
Analis Panin Sekuritas Felix Darmawan menilai, harga emas global sempat mengalami peningkatan dan menyentuh level tertinggi di US$ 2.100 per oz. Kenaikan harga emas ini ditopang oleh ekspektasi penurunan tingkat suku bunga Bank Sentral AS, The Fed pada semester I-2024 mendatang.
Tak pelak, kenaikan harga emas ini turut memoles prospek saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).
“Kami menilai jika harga emas relatif tinggi, yakni di atas US$ 2.000 per oz menjadi faktor kunci terjaganya marjin ANTM,” terang Felix kepada Kontan.co.id, Jumat (5/1). Ini karena tingginya harga emas mendorong aksi penjualan dari investor terhadap logam mulia, sehingga ANTM bisa mengurangi pembelian bahan baku.
Prospek ANTM juga terpoles peningkatan kapasitas produksi feronikel sebesar 13.500 ton dari pabrik pengolahan (smelter) Halmahera timur yang ditargetkan beroperasi pada semester I-2024. Felix merekomendasikan buy saham ANTM dengan target harga Rp 2.200 per saham.
Baca Juga: Prospek Emiten Tambang Nikel Diprediksi Cerah, Cek Saham Jagoan Analis
Ciptadana Sekuritas menurunkan rating sektor tambang logam dari overweight menjadi netral. Rating ini menimbang proyeksi adanya surplus nikel dan tembaga, dan prospek harga emas yang bullish. Diantara emiten logam, Ciptadana Sekuritas memilih PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) sebagai pilihan utama alias top picks.
Saham MDKA menarik karena kemampuannya memproduksi berbagai komoditas logam, mulai dari emas, nikel, hingga tembaga. Prospek saham MDKA juga didukung adanya proyek-proyek tambang tembaga, proyek acid, iron, metal (AIM), dan proyek emas Pani. Dia menyematkan rekomendasi buy saham MDKA dengan target harga Rp 3.400.
Thomas juga menyematkan buy saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dengan target harga Rp 5.300, dan hold saham ANTM dengan target harga Rp 1.750.
Baca Juga: Kelesuan Harga Komoditas Membayangi Prospek Emiten Tambang Tahun Depan
Untuk saham PT Timah Tbk (TINS), Thomas menyematkan rating sell dengan target harga Rp 540 per saham. Prospek komoditas timah terhimpit sentimen terbatasnya pertumbuhan permintaan produk elektronik dari Korea dan terbatasnya output manufaktur dari Eropa dan China. Sementara itu, persediaan timah di London Metal Exchange (LME) terus meningkat dan mendorong terjadinya kondisi surplus di pasar.
Sementara RHB Sekuritas menyematkan rating overweight dan menjadikan saham ANTM dan INCO sebagai top picks di sektor logam. RHB Sekuritas menyematkan rating buy saham ANTM dengan target harga Rp 2.660 per saham dan buy INCO dengan target harga Rp 6.000 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News