kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menakar Kemampuan Emiten BUMN Karya Restrukturisasi Utang


Senin, 26 Februari 2024 / 23:58 WIB
Menakar Kemampuan Emiten BUMN Karya Restrukturisasi Utang
ILUSTRASI. Logo pada bendera PT Adhi Karya Tbk (ADHI).


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Yudho Winarto

Meskipun tidak dirincikan lebih lanjut, Mahendra menyebutkan, WIKA juga akan melakukan divestasi sebagai salah satu langkah strategi bisnis Perseroan dengan tujuan recycle capital dan penguatan struktur permodalan Perseroan. 

“Sejalan dengan itu, WIKA terbuka untuk melakukan divestasi aset-aset investasi yang dimiliki dan akan mempelajari berbagai penawaran yang masuk termasuk nilai dan manfaat yang ditawarkan oleh masing-masing stakeholder,” paparnya.

PT PP (Persero) Tbk (PTPP) dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) sama-sama tidak sedang melakukan restrukturisasi utang. ADHI bahkan juga tidak berencana melakukan divestasi aset dalam waktu dekat.

Baca Juga: PTPP Resmikan Proyek Strategis Nasional Makassar New Port

Sekretaris Perusahaan PTPP Bakhtiyar Efendi mengatakan, strategi Perseroan dalam menurunkan jumlah utang adalah dengan divestasi sebesar Rp 3 triliun di tahun 2024.

“Yang didivestasikan ini adalah aset-aset properti, alat, pabrik precast, energy, dan saham beberapa cucu Perseroan. Ini bertujuan kembali memperkuat inti bisnis konstruksi PTPP,” ujarnya kepada Kontan.co.id.

Sekretaris Perusahaan ADHI Farid Budianto menuturkan, ADHI tidak sedang dalam proses restrukturisasi utang dan divestasi aset dalam waktu dekat.

ADHI hanya menerapkan beberapa strategi keuangan untuk meningkatkan kinerja Perseroan. Di antaranya, memastikan penerimaan dengan monitor kepastian pembayaran atas proyek konstruksi yang berjalan dan yang sudah selesai.

Lalu, meningkatkan pendapatan recurring dari proyek-proyek pengembangan bisnis yang sudah berjalan.

“Kami juga melakukan penyesuaian profil pembiayaan proyek berdasarkan sumber pembiayaan (project financing),” ujarnya kepada Kontan, Senin (26/2).

Baca Juga: ADHI Targetkan Konservasi 50 Hektare Lahan di Tahun 2024

Kepala Riset Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas melihat, kinerja WSKT masih terganjal kemampuan Perseroan dalam membayar utang yang masih rendah.

“Kemampuan bayar utang Perseroan nantinya tergantung kemampuan WSKT dalam menyelesaikan proyek supaya tidak mangkrat, sehingga dapat meningkatkan arus kas dan kemampuan bayar utang,” ujarnya kepada Kontan.co.id.

Menurut Sukarno, rasio utang WSKT diprediksi akan tetap tinggi dalam jangka pendek. Namun, dengan restrukturisasi utang dan peningkatan kinerja, rasio utang WSKT diharapkan dapat turun dalam jangka panjang. 

Upaya restrukturisasi utang yang dilakukan oleh WSKT dan emiten BUMN Karya lainnya juga diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan kesehatan keuangan mereka. 

Namun, perlu digaribawhi, kemampuan keuangan masing-masing emiten BUMN Karya dalam membayar utangnya berbeda-beda. Sukarno melihat, rasio utang ADHI lebih kecil dari WIKA. Rasio utang WIKA pun lebih kecil dari WSKT.

“Di antara emiten BUMN Karya, kinerja ADHI yang paling prospektif. Sebab, ADHI memiliki rasio utang yang terbilang rendah dan masih mampu mencatatkan laba,” ungkapnya.

Sukarno pun merekomendasikan trading buy untuk saham ADHI dengan target harga Rp 336 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×