kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.707.000   -1.000   -0,06%
  • USD/IDR 16.310   25,00   0,15%
  • IDX 6.803   14,96   0,22%
  • KOMPAS100 1.005   -3,16   -0,31%
  • LQ45 777   -4,08   -0,52%
  • ISSI 212   1,22   0,58%
  • IDX30 402   -2,62   -0,65%
  • IDXHIDIV20 484   -3,58   -0,73%
  • IDX80 114   -0,52   -0,46%
  • IDXV30 119   -0,94   -0,79%
  • IDXQ30 132   -0,40   -0,30%

Menakar Daya Tarik Pasar Saham Saat IHSG Terjun & Tertekan Capital Outflow


Minggu, 16 Februari 2025 / 23:30 WIB
Menakar Daya Tarik Pasar Saham Saat IHSG Terjun & Tertekan Capital Outflow
ILUSTRASI. Pialang memegang kepala saat harga saham anjlok (11/7/2025). KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto

Kesempatan di tengah Pelemahan

Dengan berbagai sentimen tersebut, Reza menaksir dalam waktu dekat ini masih berat bagi IHSG untuk kembali ke level 7.000. Kecuali, jika ada sentimen signifikan yang bisa membalikan arah pasar secara cepat. 

Meski begitu, Reza masih optimistis bursa saham Indonesia masih punya daya tarik, terutama dari sisi valuasi dan potensi pertumbuhan emiten.

"Ketika ada sentimen yang berbalik positif, maka investor asing akan kembali masuk," kata Reza.

Baca Juga: Intip Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Senin (17/2)

Vice President Marketing Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi juga meyakini posisi pasar saham Indonesia masih menarik. Apalagi, Price to Earnings (PE) rasio IHSG saat ini ada di level 11,53 kali.

Posisi itu tergolong undervalue ketimbang rata-rata PE IHSG lima tahun terakhir sebesar 13,6 kali. Termasuk jika dibandingkan dengan indeks bursa di negara berkembang (emerging market) yang memiliki PE sekitar 14,42 kali. 

Daya tariknya akan bertambah jika diiringi dengan stabilitas makro-ekonomi di dalam negeri. Audi pun memperkirakan IHSG akan bergerak dalam rentang support 6.521 dan resistance 6.882 sampai akhir Februari 2025.

Head of Investment Specialist Maybank Sekuritas Indonesia, Fath Aliansyah Budiman menambahkan, kebangkitan saham perbankan besar (big bank) akan menjadi penopang IHSG. Apalagi dengan adanya aksi pembelian kembali saham alias buyback sejumlah emiten, yang bisa membawa katalis positif.

Indeks dolar Amerika Serikat yang perlahan melemah bisa menjadi katalis penguat nilai tukar rupiah. Beberapa katalis ini berpotensi kembali mengalirkan dana asing ke pasar saham Indonesia.

Fendi turut menyoroti saham bank yang berangsur pulih. Secara bersamaan, investor pun bisa melirik peluang untuk mengoleksi saham-saham yang sudah turun harga (bargaining hunting). Dus, aliran dana investor asing bisa kembali masuk secara bertahap.

Baca Juga: Tertekan Penurunan Harga, Saham Emiten Batubara Mana yang Masih Menarik?

Tetapi, Fendi mengingatkan bahwa kondisi pasar masih volatile. Dia pun menyarankan strategi trading jangka pendek dengan mencermati market timing. Secara sektoral, Fendi menjagokan saham di sektor keuangan (perbankan), energi dan infrastruktur (telekomunikasi).

Fendi melirik saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Petrosea Tbk (PTRO), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM). Selain itu, Fendi juga merekomendasikan saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).

Sementara Reza memperhatikan sejumlah saham yang masih cenderung berada di harga bawah. Di antaranya PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT Barito Pacific Tbk (BRPT) dan PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×