kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menakar beragam ekspansi Kalbe Farma


Selasa, 18 September 2012 / 07:08 WIB
Menakar beragam ekspansi Kalbe Farma
ILUSTRASI. Bali Safari & Marine Park


Reporter: Muhammad Khairul | Editor: Sandy Baskoro

JAKARTA. PT Kalbe Farma Tbk semakin ekspansif. Di paruh kedua tahun ini, emiten berkode saham KLBF ini mengucurkan belanja modal atau
capital expenditure (capex) senilai Rp 500 miliar. Jumlah itu setara 62,5% capex yang mencapai Rp 800 miliar.

Kalbe akan menggunakan capex untuk menyelesaikan konstruksi pabrik obat kanker (onkologi) di Pulogadung, Jakarta. Pembangunan pabrik seluas 3.800 m2 ini ditargetkan rampung akhir 2012.

Kalbe sejatinya telah memasok 18 varian obat kanker dan nutrisi bagi pasien kanker. Tapi obat-obatan itu bukan hasil produksi sendiri, melainkan diimpor. Dengan memproduksi sendiri obat kanker, Kalbe bisa mengurangi harga jual ke konsumen sekitar 30% hingga 50%. Penetrasi pasar untuk obat kanker diharapkan semakin cepat.

Sejalan dengan pembangunan pabrik onkologi, Kalbe juga akan memperbesar biaya untuk divisi research and development. “Ketika sudah menghasilkan produk-produk obat kanker, ini akan menjadi nilai yang besar bagi Kalbe,” ungkap analis eTrading Securities, Andrew Argado.

Selain mengintip pasar obat kanker, Kalbe pun terus memperluas jangkauan distribusi melalui anak usahanya, yakni PT Enseval Putera Megatrading Tbk. Capex di semester kedua ini juga akan digunakan untuk memperbesar jaringan pemasaran.

Enseval berniat memperbaiki gudang distribusi pusat di Jakarta dan membangun gudang baru di beberapa daerah seperti Tangerang, Pontianak, Cirebon, Samarinda, Denpasar, dan Mataram.

Enseval juga menjadi distributor nasional produk-produk PT Abbott Indonesia. Penambahan gudang bisa memperlancar proses distribusi barang prinsipal ke konsumen.

Unit bisnis distribusi selama ini menjadi penyumbang terbesar pendapatan Kalbe. Di semester I 2012, Enseval menyumbang 37% total pendapatan Kalbe. Di periode tersebut, penjualan bersih Enseval menanjak 54,1% year-on-year (yoy) menjadi Rp 2,3 triliun. Kinerja Enseval yang prima ini didorong kehadiran prinsipal baru, yakni Abbott Indonesia pada akhir tahun lalu.

Analis AAA Securities, Adolf Sutrisno, mengatakan unit distribusi memang mendominasi pendapatan Kalbe, kendati marginnya kecil. “Dengan penambahan prinsipal baru, kontribusinya jadi semakin besar,” ujar dia.

Di sisi lain, Kalbe tampaknya tak merisaukan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Padahal, hal itu menyebabkan harga bahan baku obat menanjak. “Manajemen mengatakan telah menaikkan harga beberapa produk demi memitigasi fluktuasi harga bahan baku,” tutur Adolf. Alhasil, margin operasional dan margin laba bersih berhasil naik menjadi masing-masing 18,6% dan 13,6% di semester I 2012.

Portofolio produk Kalbe pun semakin bertambah dengan rampungnya akuisisi PT Hale Internasional dengan produk minuman Love Juice.

Adolf memperkirakan pendapatan Kalbe di tahun ini mencapai Rp 12,7 triliun, naik 16,5% dari realisasi pendapatan tahun lalu. Laba bersihnya juga ditaksir naik 14,3% yoy menjadi Rp 1,6 triliun. Adolf masih mempertahankan rekomendasi buy KLBF dengan target Rp 4.600 per saham, yang mencerminkan price to earning ratio (PER) 20,1 kali di 2012.

Sedangkan Andrew menyarankan sell dengan target harga Rp 3.300 per saham. Analis Trimegah Securities Ivan Chamdani merekomendasikan hold dengan target harga Rp 4.450 per saham. Harga saham KLBF, Senin (17/9), tidak beranjak dari posisi Rp 4.375 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×