Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) berencana memperkuat penjualan ekspor. Caranya, perusahaan yang biasa disebut Antam itu akan membuka kantor perwakilan di Shanghai, China akhir tahun 2013 ini.
Tato Miraza, Direktur Utama Antam mengatakan, kantor di Shanghai bakal menjadi perwakilan kedua ANTM di luar negeri. Saat ini, Antam sudah membuka kantor perwakilan di Tokyo, Jepang.
Pembukaan kantor di luar negeri merupakan salah satu strategi memperkuat sekaligus meraih margin penjualan ekspor lebih besar. "Dengan membuka cabang, alur ekspor jadi lebih pendek," kata Tato, Kamis (28/11).
Antam memang mengekspor seluruh komoditas andalannya baik itu nikel, emas maupun bauksit ke berbagai negara seperti China, Jepang dan Korea Selatan. Per 30 September 2013, segmen penjualan ekspor menyumbang Rp 4,85 triliun atau 55,07% dari total penjualan Antam sebesar Rp 8,81 triliun.
Nikel menjadi penopang utama ekspor Antam dengan kontribusi Rp 4,62 triliun. Kontribusi ekspor emas Rp 161,63 miliar. Sementara ekspor komoditas lain mencapai Rp 70,45 miliar.
Antam juga akan ekspansi beberapa proyek di 2014 dengan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp 2,88 triliun. Dana tersebut salah satunya untuk melanjutkan pembangunan fasilitas pengolahan bijih nikel menjadi feronikel di Halmahera, Maluku Utara. Proyek bernama Feronikel Halmahera Timur (FeNi Haltim) mulai digarap sejak akhir 2011.
Secara total, Antam harus mengucurkan US$ 1,6 miliar untuk proyek FeNi Haltim. Dana tersebut untuk membangun unit produksi berkapasitas 40.000 ton nikel dalam feronikel (TNi) per tahun.
Ekspansi lainnya adalah pembangunan proyek chemical grade alumina (CGA) di Tayan, Kalimantan Barat. Proyek ini digarap oleh anak usaha Antam yaitu PT Indonesia Chemical Alumina.
Antam sudah melakukan uji operasi (commisioning) CGA Tayan, 28 Oktober 2013. Targetnya, proyek yang menelan investasi US$ 492 juta ini beroperasi semester II 2014.
Selain itu ada proyek smelter grade alumina (SGA) Mempawah. Proyek ini menelan investasi US$ 1,7 miliar-US$ 1,8 miliar. Antam tengah menyeleksi calon mitra strategis untuk menggarap SGA Mempawah ini.
ANTM juga menggunakan dana investasi untuk memacu produksi beberapa komoditas andalannya baik emas maupun nikel. Jumat (29/11), harga ANTM anteng di Rp 1.260.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News