Sumber: KONTAN | Editor: Test Test
JAKARTA. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) membuka tahun 2010 dengan wajah baru. Melalui anak usahanya, PT Indofood CBP Sukses Makmur, juragan mie ini mengganti kemasan produknya. Maklum, kemasan lama pemilik merek dagang Indomie ini sudah bertahan selama 20 tahun.
Joseph Pangaribuan, analis Samuel Sekuritas Indonesia, berpendapat pergantian kemasan produk itu merupakan strategi Indofood untuk mempertahankan pangsa pasar. "Mereka berusaha untuk membuat kanibal antarproduk," katanya, kemarin (7/1).
Dengan kemasan baru, boleh jadi masyarakat akan menjajal produk tersebut. Tapi, karena produk mie INDF sangat beragam, dominasi terhadap pasar diyakini tidak akan tergerus. Asal tahu saja, perusahaan ini punya beragam produk mie instan, seperti Indomie, Supermie, Popmie, Sarimie dan lainnya.
Per 30 September 2009, kontribusi mie instan bagi pendapatan INDF sebesar Rp 8,78 triliun. Jumlah ini setara 31,12% dari total pendapatan INDF, yaitu Rp 28,21 triliun.
Selain itu, Joseph menilai, tahun ini kontribusi pendapatan dari PT Indolakto akan meningkat. "Kebutuhan susu untuk pemenuhan gizi akan semakin besar," ungkapnya. Sayang, dia mengaku belum menghitung berapa peningkatan kontribusi Indolakto.
Tingkat utang kecil
Werianty Setiawan, Sekretaris Perusahaan INDF, pernah mengatakan, anggaran belanja modal (capex) INDF tahun ini mencapai Rp 4,2 triliun. Anggaran ini naik 21,39% dari capex tahun lalu.
Dana itu akan digunakan Indofood untuk membiayai ekspansi di sektor perkebunan, termasuk pembangunan infrastruktur. Pengembangan bisnis perkebunan memperoleh jatah Rp 2,5 triliun.
Indofood bisa leluasa membiayai belanja modalnya. Pasalnya, Naya Tarambintang, analis Danareksa Sekuritas, menilai tingkat utang INDF relatif kecil. "Rasio utang bersih terhadap ekuitas per September 2009 turun menjadi 155,2% dari 172% pada bulan Juni 2009," kata dia.
Penguatan rupiah tahun ini juga cukup membantu. Maklum, bahan baku utama INDF tergantung dari pasokan impor. Sehingga, sensitif dengan melemahnya nilai rupiah.
Naya memproyeksikan, pendapatan INDF tahun ini naik 23,01% menjadi Rp 42,16 triliun. Sedangkan laba bersih tahun ini diperkirakan tumbuh 13,87% menjadi sebesar Rp 1,97 triliun.
Sementara, Joseph mengestimasi, pendapatan INDF tahun ini mampu tumbuh sebesar 8,69% menjadi Rp 42,26 triliun dari estimasi 2009. Laba bersihnya juga diprediksikan naik 10,19% menjadi Rp 1,94 triliun.
Karena itulah, dia merekomendasikan tahan saham INDF dengan target harga
Rp 3.150 per saham. Sedangkan Naya jauh lebih optimistis, dengan merekomendasikan beli saham INDF. Target harganya sebesar Rp 4.000 per saham. Kemarin, harga saham INDF ditutup pada level
Rp 3.750 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News