Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Membaiknya indeks manufaktur di sejumlah wilayah di Asia dan Eropa memberikan sentimen positif untuk bursa saham Asia. Sentimen ini dipercantik dengan pelemahan nilai tukar manta uang Jepang (¥) jika dibadingkan dengan dolar Amerika Serikat (AS).
Sementara itu, kepanikan yang sebelumnya terjadi di bursa saham Indonesia sudah mulai tak terlihat. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tertekan karena kepanikan pasar "Defisit ini sudah sesuai proyeksi," imbuh Reza Priyambada, Kepala Riset Trust Securities, (4/9).
Jika mengacu pada sentimen-sentimen itu, Reza memprediksi, IHSG hari ini bergerak di kisaran support 4.075-4.148 dan resistance 4.198- 4.217. Beberapa saham yang bisa menjadi pilihan antara lain BMRI, MDLN, TLKM, dan SMCB.
Sampai sesi II, kemarin, IHSG berada di kisaran target resisten (4.158-4.217). Namun, posisi itu membuat adanya aksi profit taking sesaat, agar IHSG busa mempertahankan laju bisnisnya.
Edwin Sebayang, Kepala Riset MNC Securities, justru berkata lain. "Rabu ini, IHSG berpotensi melemah," imbuhnya. Soalnya, jika mengacu perdagangan kemarin, IHSG menguat 62,78 poin. Tapi, posisi ini justru dimanfaatkan asing untuk melakukan net sell Rp136 miliar. Artinya, sepanjang tahun sudah ada dana asing Rp13.66 triliun yang keluar.
Edwin memprediksi, indeks hari ini bergerak di kisaran 4.086-4.211. Adapun beberapa saham yang perlu dicermati adalah PTBA, PGAS, SIMP, SMGR, LSIP, BWPT, MEDC, UNTR BBRI, AALI, INCO, KLBF, BMRI, dan MAPI. "Mendekati 17-18 September akan lebih bijak investor menggunakan short term trading atau bahkan day trade untuk mengantisipasi gejolak pasar seperti saat ini," tandas Edwin.
Sementara Bagus Permadi, analis Woori Koorindo Sekuritas, memprediksi jika IHSG kami perkirakan akan bergerak di dalam range 4.050-4,200. Adapun saham yang bisa menjadi pilihan adalah, TLKM, BMRI, PGAS, BWPT, KLBF, MEDC, dan INCO.
"Downside risk IHSG masih tinggi. Namun MACD menunjukkan semakin melemahnya momentum jual, dan Stochastic terus bergerak naik semenjak memberikan valid buy signal di awal minggu. Setelah meredanya sentimen positif global dari kenaikan PMI sebelumnya, peluang depresiasi rupiah lebih lanjut akibat defisit perdagangan akan membayangi pergerakan IHSG hari ini," papar Bagus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News