kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Memasuki tahun babi tanah, ini saham-saham yang direkomendasikan analis


Jumat, 25 Januari 2019 / 19:46 WIB
Memasuki tahun babi tanah, ini saham-saham yang direkomendasikan analis


Reporter: Willem Kurniawan | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sesuai kalender Tiongkok, tahun ini merupakan babi tanah menggantikan tahun anjing tanah. Pada Imlek 2019 atau Tahun Baru China 2570 yang jatuh pada 5 Februari nanti, diyakni akan membawa peruntungan termasuk dalam investasi. Lalu saham-saham apa yang membawa hoki di tahun babi tanah?

Hendra Martono, Chief Executive Officer ARA Hunter dari TradingKilat.com mengatakan, pada tahun ini, sektor yang mendapat banyak dukungan adalah  properti dan logam. Adapun sektor yang menjual perumahan kelas menengah ke bawah akan lebih laris dibandingkan perumahan kalangan atas. Sedangkan bisnis logam kecil seperti Timah Tbk (TINS), Vale Indonesia Tbk (INCO) dan Aneka Tambang Tbk (ANTM) juga mendapat dukungan yang baik.

"Babi memiliki unsur air, sehingga tanah duduk di atasnya air. Sehingga Tahun ini secara bisnis yang diuntungkan adalah sesuatu yang berhubungan dengan tanah kecil," kata Hendra, Jumat (25/1).

Hendera menjelaskan, perbankan dan keuangan juga masuk dalam unsur logam, mengingat zaman dahulu, logam digunakan sebagai alat transaksi pembayaran. Namun di tahun babi tanah, meski tidak terlalu memiliki banyak tekanan, kinerja bank buku I dan buku II akan lebih bagus. Sebab hambatannya tidak terlalu banyak dibanding bank buku III dan buku IV.

Ia melanjutkan, tanah mengalahkan air, sehingga yang tidak terlalu diuntungkan adalah bisnis yang berhubungan dengan distribusi, telekomunikasi.

Kemudian ia meramalkan pada tahun ini faktor kerjanya banyak, namun hasil tidak terlalu bagus adalah yang berhubungan dengan api seperti listrik, restoran dan bersifat ke energi.

Menurutnya, selama enam bulan pertama sejak Februari 2019 yang berkuasa adalah semua yang berhubungan dengan tanah seperti properti. Lalu enam bulan setelahnya yang bersifat air (babi) kinerjanya akan lebih bagus dibanding enam bulan pertama.

Segendang sepenarian, analis Panin Sekuritas, William Hartanto mengatakan,  tahun 2019 adalah tahun babi maka banyak dipengaruhi unsur tanah. Untuk itu, ia mengatakan, emiten yang memiliki kedekatan dengan tanah akan lebih hoki. "Itu mengapa saya memilih sektor properti," kata William. 

William menuturkan, penyebabnya secara logis bisa dikatakan selalu ada pergantian tren. Selama 12 tahun lalu sektor properti termasuk salah satu yang jatuh dan pesat pada tahun-tahun berikutnya.

Meskipun sama-sama memiliki unsur tanah atau bumi, saham-saham dari sektor mining bisa dihindari sebab harga komoditas masih jenuh dan penuh ketidakpastian. Adapun menurutnya saham-saham sektor properti yang menarik yang bisa dicermati adalah Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), Ciputra Development Tbk (CTRA), Sentul City Tbk (BKSL), Summarecon Agung Tbk (SMRA), Puradelta Lestari Tbk (DMAS), Lippo Cikarang Tbk (LPCK) dan Lippo Karawaci Tbk (LPKR).

Adapun berdasarkan riset CLSA Feng Shui Index 2019, ada lima elemen yang diperhartikan seperti kayu, api, tanah, logam dan air. Sehingga memiliki fase di masing-masing bulan yang bisa dipertimbangkan untuk menyesuaikan investasi sehingga mendapatkan hasil terbaik. Dalam siklus pembangkit, bahan bakar kayu api pada gilirannya menghasilkan bumi.

Logam berasal dari bumi dan menghasilkan air, yang merupakan bahan dasar untuk kehidupan dan dibutuhkan oleh kayu untuk tumbuh. Dalam siklus mengatasi, atau siklus destruktif, air keluar api. Api melelehkan logam membuatnya lemah dan logam dapat memotong kayu. Kayu mengatasi bumi ketika akar tumbuh ke dalam tanah dan menggunakan nutrisi. Bumi mengatasi air karena menyalurkan air ke tempat yang anda inginkan.

Industri yang berhubungan dengan tanah meliputi konstruksi dan real estate diperkirakan akan menguat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×