kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,31   14,00   1.54%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Memaksimalkan peluang di tengah pandemi, ini strategi Bundamedik (BMHS)


Jumat, 16 Juli 2021 / 20:16 WIB
Memaksimalkan peluang di tengah pandemi, ini strategi Bundamedik (BMHS)
ILUSTRASI. Bundamedik (BMHS) mengantongi dana segar hingga Rp 210,80 miliar dari hajatan IPO.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pandemi Covid-19 yang masih membayangi, PT Bundamedik Tbk (BMHS) tetap mantap melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pekan lalu, Rabu (6/7).

Emiten yang bergerak di industri penyedia jasa kesehatan ini melepas 620 juta saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp 20 per saham pada saat penawaran umum saham perdana atau initital public offering (IPO). Jumlah tersebut mewakili 7,26% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO dan pelaksanaan konversi obligasi. 

Setiap saham BMHS ditawarkan dengan harga Rp 340. Dus, emiten baru ini mengantongi dana segar hingga Rp 210,80 miliar. BMHS menggandeng PT Ciptadana Sekuritas Asia sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Direktur Bundamedik Nurhadi Yudiyantho mengungkapkan, pihaknya telah menyiapkan diri melantai di bursa sejak jauh hari. Sehingga, peningkatan kasus positif Covid-19 yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir tidak mempengaruhi proses IPO. "Kami sudah menyiapkan fundamental yang kuat untuk keseluruhan unit bisnis healthcare kami," ujar Yudi dalam pemaparan saat listing BMHS. 

Baca Juga: Diagnos (DGNS) catatkan permintaan pemeriksaan PCR meningkat 2.000 tes per hari

Sekadar informasi, BMHS memiliki unit bisnis yang saling mendukung satu sama lain, yaitu rumah sakit dan klinik, jejaring klinik fertilitas Morula, dan laboratorium Diagnos. PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk telah terlebih dahulu melantai di bursa dengan kode saham DGNS pada 15 Januari 2021. 

Kecepatan BMHS dalam merawat pasien Covid-19 menjadi peluang di tengah permintaan yang terus meningkat. Di sisi lain, manajemen mengungkapkan adanya pembayaran yang baik dari pihak pemerintah. 

Adapun pelayanan terhadap pasien Covid-19 dilakukan oleh jenis rumah sakit umum (RSU) Bunda. Sementara, untuk rumah sakit ibu dan anak (RSIA) Bunda ditetapkan sebagai zona hijau sejak awal pandemi Covid-19 di Indonesia. Dengan kata lain, RSIA Bunda tidak menangani pasien Covid-19. 

Yudi mengatakan, pemetaan rumah sakit ini disambut baik oleh pasien, karyawan, maupun dokter yang bertugas. Oleh karenanya, kinerja kedua jenis rumah sakit yang dimiliki BMHS itu terpantau apik sejak awal pandemi hingga saat ini. 

Baca Juga: Kepincut Saham Emiten Rumah Sakit Seperti BMHS, HEAL atau PRIM? Simak Dulu Valuasinya

Mengutip prospektusnya, pendapatan BMHS sepanjang tahun 2020 mencapai Rp 1,14 triliun. Jumlah tersebut naik 19% secara tahuan atau year on year (yoy).  Asal tahu saja sepanjang tahun 2019, Bundamedik membukukan pendapatan Rp 964,89 miliar.

Adapun harga rata-rata pasien di tahun lalu meningkat 10% yoy. Peningkatan tersebut disebabkan oleh pertumbuhan bisnis di sektor layanan kesehatan di rumah sakit, klinik, serta jasa medikal evakuasi ambulance. 

RSU Bunda Jakarta mencatat pertumbuhan 100,3%, RSU Bunda Margonda meningkat sebesar 47,5%, dan Klinik BIC tumbuh 344%. RSU BMC Padang naik 11%. Sementara itu, RSIA Citra Ananda bertumbuh 95%, serta jasa medikal evakuasi emergency response terkerek 143%. 

Hingga saat ini, okupansi tempat tidur di RSU Bunda hampir full capacity. Sekitar 60% dari tingkat hunian itu disumbangkan oleh pasien Covid-19.

Baca Juga: Bundamedik Mengincar Pertumbuhan 20%

Pertumbuhan dari sisi pendapatan turut mengerek laba bersih menjadi Rp 88,79 miliar. Jumlah tersebut meningkat drastis dari Rp 19,89 miliar di tahun 2019. 

Selain obat dan perlengkapan medis dari rawat inap, pendapatan BMHS tahun 2020 juga ditopang fertilisasi dan klinik yang mencapai 21,2% atau setara Rp 243,23 miliar. Kontribusinya tidak jauh berbeda dengan obat dan perlengkapan medis rawat inap yang sebesar Rp 241,81 miliar. 

Bundamedik mengungkapkan, pasar bisnis Morula memang punya potensi bertumbuh. Morula merupakan market leader untuk klinik IVF dengan pangsa pasar lebih dari 40% di Indonesia. 

Sementara itu, pasar Morula berpotensi makin besar dengan adanya pembatasan masyarakat melakukan perjalanan ke luar negeri. Momentum ini memberikan prluang bagi Morula untuk menangkap pangsa pasar domestik yang kerap  kerap mencari treatment IVF ke luar negeri. 

Baca Juga: Perdana melantai di bursa, saham Bundamedik (BMHS) melesat 24,71%

Tidak mau terlewat, peluang tersebut diperkuat dengan diversifikasi produk. Morula menambah layanan Morula Pharma untuk melayani kebutuhan vitamin dan supplemen pasangan dan Morula Food sebagai katering makanan yang diawasi oleh ahli gizi untuk pasien yang melakukan IVF atau mau meningkatkan fertilitas. Diversifikasi ini akan melengkapi layanan Morula yang sebelumnya terdiri atas inseminasi, IVF, dan egg banking. 

Sekadar informasi, hingga saat ini Bundamedik memiliki lima rumah sakit, dua klinik, dan 10 klinik bayi tabung. Bundamedik juga memiliki 19 laboratorium yang tersebar di seluruh Indonesia di antaranya Jakarta, Depok, dan Padang.

Sebagai pengelola RSIA Bunda Jakarta, RSU Bunda Margonda, RSU Bunda Padang, RSU Bunda Jakarta, dan RSIA Citra Ananda, BMHS memiliki kapasitas tempat tidur hingga 433 unit. Sementara itu, perusahaan memiliki 73 dokter umum, 342 dokter spesialis, serta 1.758 tenaga perawat dan staf pendukung lainnya. 

Asal tahu saha, setiap tahunnya BMHS memiliki rencana untuk menambahkan kapasitas tempat tidur antara 15% hingga 20%. Sementara itu, penambahan klinik baru diharapkan bisa mencapai 5 hingga 10 klinik setiap tahun. 

Baca Juga: Sejumlah perusahaan gencar lakukan aksi korporasi di tengah pandemi Covid-19

Melihat peluang-peluang yang masih terbuka, BMHS menargetkan pertumbuhan pendapatan mencapai 15%-20% setiap tahun. Menengok capaian kinerja di tiga bulan pertama 2021, Yudi memperkirakan target tersebut masih mungkin tercapai. 

Sekadar informasi, tahun lalu BMHS mencatatkan pendapatan 19% lebih tinggi dibanding tahun 2019. Sementara itu, pendapatan sepanjang tahun 2019 tercatat 13,2% lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya.

Untuk tahun depan, BMHS berupaya konsisten mengejar target pertumbuhan pendapatan. Bundamedik akan memaksimalkan kinerja dari RSU Bunda maupun RSIA Bunda. Di sisi lain, mencari pasar baru untuk Morula IVF. Adapun Laboratorium Diagnos juga akan melanjutkan pertumbuhan outlet-outlet baru seperti yang sudah dilakukan selama ini. 

Baca Juga: Era Saham Teknologi dan Kesehatan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×