kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.932.000   -33.000   -1,68%
  • USD/IDR 16.605   3,00   0,02%
  • IDX 6.767   17,72   0,26%
  • KOMPAS100 979   5,15   0,53%
  • LQ45 762   4,33   0,57%
  • ISSI 215   0,81   0,38%
  • IDX30 395   2,48   0,63%
  • IDXHIDIV20 471   1,18   0,25%
  • IDX80 111   0,53   0,48%
  • IDXV30 115   0,73   0,63%
  • IDXQ30 130   0,90   0,70%

Melongok Rekomendasi Saham dan Prospek Kinerja PTPP di Tahun 2025


Kamis, 01 Mei 2025 / 12:45 WIB
Melongok Rekomendasi Saham dan Prospek Kinerja PTPP di Tahun 2025
Direksi PTPP usai RUPST di Jakarta.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya PT PP (Persero) Tbk (PTPP) dalam meningkatkan kinerja di tahun 2025 diperkirakan masih akan menemui sejumlah tantangan. Kinerja PTPP di tahun 2024 dan kuartal I 2025 juga tampak cukup tertekan.

Di tahun 2024, PTPP membukukan pendapatan sebesar Rp 19,81 triliun, naik 7,3% secara tahunan alias year on year (yoy) dari Rp 18,46 triliun. Namun, laba bersih PTPP tercatat sebesar Rp 415,65 miliar di tahun 2024, tergerus 13,65% yoy dari Rp 481,37 miliar di tahun sebelumnya.

Pada kuartal I 2025, pendapatan usaha PTPP tercatat Rp 3,50 triliun, turun 23,93% YoY dari Rp 4,61 triliun di kuartal I 2024. Kompak, laba bersih PTPP menyusut 37,22% YoY menjadi Rp 59,38 miliar per kuartal I 2025, dari sebelumnya Rp 94,60 miliar per kuartal I 2024.

Di tengah penurunan pendapatan dan laba bersih sepanjang triwulan I 2025, PTPP mengantongi peningkatan raihan nilai kontrak baru sebesar 32% YoY dan sebesar 116% MoM menjadi Rp 6,275 triliun.

Baca Juga: Genjot Kinerja, PTPP Divestasi Anak Usaha Hingga Lepas Jalan Tol

Secara target, perolehan nilai kontrak baru PTPP per Maret 2025 berhasil melebihi 151% dari yang di targetkan pada kuartal I 2025, dan telah mencapai 21% dari target akhir tahun 2025. Mengingatkan kembali, PTPP menargetkan nilai kontrak baru Rp 31 triliun di tahun 2025.

Corporate Secretary PTPP Joko Raharjo mengatakan, kenaikan raihan nilai kontrak baru di tiga bulan pertama tahun ini lantaran dicatatkannya dua proyek jumbo baru pada bulan Maret ini. “Yaitu, Proyek New Priok East Access (NPEA) seksi II senilai Rp 2,33 triliun dan Proyek Mandiri Financial Center PIK senilai Rp 878,3 miliar,” ujarnya.

Diversifikasi Proyek dan Divestasi Aset

Direktur Utama PTPP Novel Arsyad menambahkan, untuk meningkatkan kinerja di tahun 2025, PTPP melakukan upaya diversifikasi proyek.

Proyek infrastruktur yang digarap PTPP saat ini pun yang berkaitan dengan program Makan Bergizi Gratis (MBG), sekolah rakyat, hingga rumah subsidi. Selain itu, PTPP juga masuk ke segmen jasa konstruksi infrastruktur tambang.

Menurut Novel, proyek di area tambang punya potensi yang cukup besar untuk digarap infrastrukturnya oleh PTPP. Asal tahu saja, segmen jasa pertambangan menyumbang Rp 71,45 miliar ke pendapatan di tiga bulan pertama 2025.

“Kami tidak masuk di bisnis tambangnya, tapi masuk ke area konstruksi infrastruktur tambang. Ini punya potensi yang cukup besar dan jadi sasaran kami ke depan,” ujar Novel dalam konferensi pers RUPST PTPP Tahun Buku 2024, Rabu (30/4).

Demi menyehatkan arus kas dan menurunkan utang, PTPP melakukan divestasi aset hingga anak usaha. Penilaian divestasi dilakukan untuk anak usaha yang sudah sulit dikembangkan dan memiliki bisnis di luar dari segmen konstruksi.

“Ini merupakan program untuk memperbaiki arus kas perusahaan. Yang jelas juga (anak usaha yang didivestasi) yang di luar bisnis inti,” katanya.

Baca Juga: Pendapatan dan Laba PTPP Turun di Kuartal I 2025

Direktur PTPP, I Gede Upeksa Negara menambahkan, ada 63 anak usaha dan afiliasi yang tengah dikaji. Di tahun 2025, perseroan pun bakal melakukan divestasi anak usaha di segmen bisnis infrastruktur air dan kereta.

Yaitu, PT PP Infrastruktur yang bergerak di bidang sistem penyediaan air minum atau SPAM dan PT Celebes Railways Indonesia.

Menurut Gede, saat ini sudah ada tiga calon investor baru yang melakukan due diligence untuk PT PP Infrastruktur. Rincinya, dua perusahaan nasional dan satu perusahaan asing.

Sementara, sudah ada dua calon investor yang tengah melakukan proses due diligence untuk PT Celebes Railways Indonesia. Rinciannya, satu perusahaan nasional dan satu perusahaan asing.

“Total divestasinya Rp 3 triliun dengan laba Rp 1 triliun. Ini diharapkan Mei-Juni bisa Conditional Sales and Purchase Agreement (CSPA),” katanya dalam kesempatan yang sama.

Turunkan Utang

Gede memaparkan, PTPP juga tengah melakukan beberapa strategi untuk menurunkan utang. Sebagai gambaran, PTPP memiliki jumlah liabilitas Rp 41,14 triliun per 31 Maret 2025.

Yakni, melakukan rights issue untuk proyek Jalan Tol Semarang-Demak. Saat ini, PTPP memiliki saham sekitar 75% di Tol Semarang-Demak. Rencananya, PTPP bakal melepas sekitar 40% hingga kepemilikan perseroan di aset tersebut mencapai tinggal kisaran 30% saja.

“Mau dilepas sampai minoritas, hanya kami pegang tinggal sekitar 30%. Ini bakal dilepas setelah proyeknya selesai di tahun 2027,” katanya.

Selain itu, PTPP bakal menjual aset berupa alat berat yang tak terpakai lagi di anak usaha PT PP Presisi Tbk (PPRE). “Ini juga merupakan bagian strategi efisiensi dan oprimalisasi aset,” ungkapnya.

Tim Riset Kiwoom Sekuritas Indonesia melihat, kinerja BUMN Karya di tahun 2024 masih beragam. Namun, para emiten konstruksi pelat merah masih menetapkan target yang ambisius di tahun 2025.

“Untuk tahun 2025, mereka telah menetapkan target yang ambisius, dengan fokus pada kontrak baru dan penyelesaian proyek-proyek strategis yang penting bagi pembangunan infrastruktur di Indonesia,” ujar Tim Riset Kiwoom Sekuritas Indonesia dalam riset tertanggal 21 April 2025.

Baca Juga: PTPP Buka Suara Soal Peran Danantara dan Dividen Tahun Buku 2024

Tantangan utama yang dihadapi BUMN Karya, termasuk PTPP, pada 2025 sebagian besar bersifat struktural. Dari sisi keuangan, PTPP akan bergelut dengan arus kas yang ketat, rasio utang terhadap ekuitas yang tinggi, dan tekanan bunga akibat beban utang yang besar.

Sementara, dari sisi industri, pemotongan anggaran infrastruktur pemerintah, ketatnya persaingan harga proyek (perang tarif), serta menurunnya daya beli masyarakat turut mempersempit ruang ekspansi dan profitabilitas.

“Tantangan-tantangan ini membuat keberhasilan restrukturisasi dan efisiensi operasional menjadi krusial untuk menjaga kelangsungan dan daya saing,” katanya.

Anak usaha PTPP, PT PP Properti Tbk (PPRO), punya proyek hunian yang sensitif pada daya beli masyarakat, terutama kelas menengah ke bawah. Proyek PPRO yang menyasar masyarakat menengah ke bawah di antaranya Evenciio Depok, Amartha View Semarang, dan Grand Kamala Lagoon Bekasi.

“Proyek-proyek dari PP Properti sebagian besar masuk ke segmen masyarakat urban kelas menengah atau commuter, yang sangat tergantung pada cicilan dan pembiayaan bank,” papar Tim Riset Kiwoom.

Rekomendasi Saham

CEO Edvisor Profina Visindo, Praska Putrantyo menjelaskan, PTPP mengalami penurunan pertumbuhan kinerja karena peningkatan beban keuangan. Per kuartal I 2025, beban keuangan PTPP naik ke RP 375,98 miliar, dari sebelumnya Rp 264,74 miliar di akhir Maret 2024.

Namun, kinerja PTPP berpotensi tetap tumbuh seiring dengan target pertumbuhan nilai kontrak baru sebesar 5% YoY di tahun 2025. “Dari sisi proyek strategis akan meningkat, namun memang perlu dipantau juga regulasi dari pemerintah, terutama terkait anggaran untuk infrastruktur,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (30/4).

Masuknya PTPP ke Danantara dinilai bisa memberikan akses akan proyek-proyek strategis dan bisa menopang kinerja dan profitabilitas perseroan. Namun, lagi-lagi, perkembangan Danantara dan regulasi terkait harus tetap diperhatikan.

Baca Juga: PTPP Raih Kontrak Baru Sebesar Rp 6,27 Triliun Per Kuartal I-2025

Menurut Praska, PTPP bisa fokus ke proyek dengan pendanaan non-APBN untuk meningkatkan kinerja di tahun 2025, sehingga pola pendanaan lebih jelas dan menghindari proyek yang memiliki risiko mangkrak.

Secara keuangan, PTPP juga masih lebih baik dibandingkan emiten BUMN Karya lain, sehingga risiko untuk terjadi tekanan pada kinerja solvabilitasnya diperkirakan masih relatif kecil.

“Kinerja keuangan PTPP masih mengalami penurunan laba tetapi masih ada harapan akan portofolio proyek PTPP di akhir 2025 bisa membaik,” ungkapnya.

Praska pun merekomendasikan trading buy untuk saham PTPP dengan target harga Rp 450 per saham.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat, pergerakan saham PTPP ada di level support Rp 342 per saham dan resistance Rp 442 per saham. Herditya pun merekomendasikan buy on weakness untuk PTPP dengan target harga Rp 462 – Rp 490 per saham.

 

Selanjutnya: Kode Redeem FC Mobile Mei 2025, Update Terbaru Telah Ditambahkan, Klaim Hadiah ini!

Menarik Dibaca: Benarkah Pengemudi Perempuan Lebih Rawan Mengalami Kecelakaan?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×