kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.237.000   3.000   0,13%
  • USD/IDR 16.640   3,00   0,02%
  • IDX 8.044   -17,24   -0,21%
  • KOMPAS100 1.114   -2,28   -0,20%
  • LQ45 784   -9,49   -1,20%
  • ISSI 282   1,25   0,44%
  • IDX30 411   -4,49   -1,08%
  • IDXHIDIV20 468   -6,38   -1,35%
  • IDX80 122   -0,32   -0,26%
  • IDXV30 133   0,84   0,63%
  • IDXQ30 130   -1,49   -1,14%

Melihat Kinerja Portofolio Investasi per September 2025, Emas Masih Paling Cuan


Rabu, 01 Oktober 2025 / 19:57 WIB
Melihat Kinerja Portofolio Investasi per September 2025, Emas Masih Paling Cuan
ILUSTRASI. Karyawan menunjukkan sampel emas batangan di Butik Emas Logam Mulia ANTAM kompleks DP Mall, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (4/9/2025). Per September 2025, instrumen investasi dengan kinerja terbaik dipimpin oleh emas Aneka Tambang (Antam) dengan return sebesar 13,75% secara bulananANTARA FOTO/Aprillio Akbar/nz


Reporter: Chelsea Anastasia | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja portofolio investasi sepanjang tahun berjalan cenderung positif hingga September 2025.

Jika dilihat dari September, instrumen investasi dengan kinerja terbaik dipimpin oleh emas Aneka Tambang (Antam) dengan return sebesar 13,75% secara bulanan (MoM), disusul emas spot dengan return 10,16% MoM.

Pun jika ditarik ke sepanjang tahun berjalan, emas Antam dan emas spot tetap jadi primadona dengan return masing-masing sebesar 37,9% dan 36,62% year-to-date (YtD).

Guru Besar Keuangan dan Pasar Modal Universitas Indonesia (UI), Budi Frensidy mencermati, kinerja aset emas spot maupun emas Antam akan tetap meroket hingga akhir tahun.

“Selama Tiongkok dan beberapa negara besar masih memburu emas, harga logam mulia masih akan terus naik,” terangnya kepada Kontan, Rabu (1/10/2025).

Baca Juga: Harga Emas Masih Meroket, Bagaimana Strategi Investasinya?

Apalagi, harga emas Antam dalam rupiah juga ikut terdorong oleh tren penguatan dolar AS dan mata uang asing terhadap rupiah.

Adapun per September 2025, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga masih positif dengan return sebesar 2,94% MoM dan 13,39% YtD. 

Dari sisi portofolio, Budi menilai pasar saham masih menarik untuk dicermati investor.

“Terutama saham-saham konglomerasi, mengingat adanya komitmen pemegang saham pengendali (PSP) untuk menjaga bahkan menopang harga saham emiten mereka,” ujarnya.

Baca Juga: Di Tengah Tren Suku Bunga Rendah, Ini Kisaran Kupon Obligasi yang Ideal

Selain itu, Budi memandang, obligasi juga dapat menjadi aset investasi pilihan.Hingga September 2025, obligasi pemerintah mencetak return sebesar 8,49% YtD, meskipun secara bulanan kinerjanya terkoreksi 8,92% MoM.

Seiring ekspektasi penurunan suku bunga acuan, Budi merekomendasikan membeli obligasi berkupon tetap yang yield-nya belum sepenuhnya mencerminkan tren penurunan tersebut. Dengan begitu, obligasi dinilai lebih berpotensi memberikan capital gain.

“Semakin panjang tenornya, semakin besar potensi capital gain-nya,” ujar Budi.

Sepanjang sisa tahun ini, investor tetap harus mencermati sejumlah sentimen yang akan memengaruhi kinerja portofolio investasi.

Budi melanjutkan, sentimen-sentimen tersebut di antaranya termasuk rilis laporan keuangan kuartal III-2025, serta pergerakan harga komoditas global seperti kelapa sawit, batubara, dan minyak global.

“Faktor nilai tukar rupiah serta arus dana asing, baik inflow maupun outflow, juga akan menjadi penentu bagi kinerja berbagai instrumen,” tandasnya.

Selanjutnya: Upaya Mendorong Aksi Konkret Kurangi Susut dan Sisa Pangan

Menarik Dibaca: 7 Zodiak yang Paling Kompetitif, Capricorn Salah Satunya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×