Reporter: Kenia Intan | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah memutuskan menunda penerapan Zero Over Dimension dan Over Loading (ODOL). Zero ODOL yang semula akan diterapkan pada tahun 2021 ditunda hingga tahun 2023.
Penundaan berlaku untuk tujuh komoditas seperti semen, keramik, baja, kaca lembaran, beton ringan, air minum dalam kemasan (AMDK), serta pulp dan kertas.
Baca Juga: Incar saham pembagi dividen? Pantau daftar ini, hitung dividend yield-nya!
Zero ODOL merupakan rencana bebas angkutan barang kelebihan dimensi dan kelebihan muatan yang dirancang oleh Kementerian Perhubungan.
Sebagai salah satu perusahaan yang mendapat kelonggaran, emiten semen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) menyambut baik penundaan ini. Bila zero ODOL ini diterapkan maka akan berdampak pada biaya distribusi INTP yang diprediksi naik hingga dua kali lipat.
Baca Juga: Emiten semen bisa mengalap berkah dari pemangkasan suku bunga BI
Menilik laporan keuangannya hingga kuartal III-2019, INTP menanggung beban penjualan hingga Rp 1,96 triliun atau naik 5,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Sekretaris Perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa, Antonius Marc, menjelaskan, dengan ada penundaan ini maka pihaknya dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik. Meskipun menurutnya, waktu penundaan hingga tahun 2023 tergolong singkat.
"Yang jadi masalah adalah kesiapan armada pengangkutan yang belum siap," katanya ketika dihubungi Kontan.co.id, Rabu (26/2).
Baca Juga: Ada Aturan Zero ODOL, Produsen Semen Bakal Makin Tertekan
Ia menambahkan, jika zero ODOL tetap dipaksakan berlaku ketika armada pengangkutan belum siap, maka distribusi semen akan terhambat. Sehingga bukan tidak mungkin akan terjadi kelangkaan semen di berbagai daerah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News