Reporter: Benedicta Prima | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah ancaman pelemahan Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat (AS), beberapa emiten justru tak mengalami dampak negatif.
Head of Corporate Communication PT Indika Energy Tbk (INDY) Leonardus Herwindo menjelaskan perusahaan batubara ini tidak mengalami dampak negatif karena sebagian besar utang dan pendapatan dalam bentuk Dollar AS.
Baca Juga: Bisnis batubara terpapar corona, Samindo Resources (MYOH) gencar cari kontrak baru
Sehingga INDY tidak melakukan hedging. "Selain itu, biaya yang harus dikeluarkan dalam Rupiah," jelas Leonardus kepada Kontan, Senin (13/4).
Saat ini, lanjut Leonardus, biaya terbesar INDY adalah untuk kebutuhan pembayaran kontraktor dan utang. Beban pembayaran kontraktor sebenarnya juga berkaitan dengan nilai tukar Dolar AS, namun pembayaran tetap dalam Rupiah.
"Artinya secara tidak langsung sudah terjadi natural hedge," imbuh dia.
Sepanjang 2019 Indika Energy mengantongi pendapatan US$ 2,78 miliar, turun 6,08% dari pendapatan 2018 yang mencapai US$ 2,96 miliar.
Baca Juga: Corona di AS, korban meninggal di New York lampaui tragedi 9/11
Pendapatan dari ekspor batubara masih menjadi tulang punggung INDY yang pada tahun 2019 mencapai US$ 1,38 miliar atau setara 49,7% dari total pendapatan. Sementara penjualan batubara ke pasar domestik sebesar US$ 513,88.
Di tengah penurunan pendapatan, beban pokok kontrak dan penjualan naik 1,46% menjadi US$ 2,35 miliar. Alhasil, tahun lalu INDY membukukan kerugian bersih senilai US$ 18,16 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News