Reporter: Emir Yanwardhana | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Perdagangan dalam sepekan kemarin masih mengalami tekanan sehingga Indeks Harga Saham Gabungan melaju dijalur merah. Namun beberapa analis masih meyakini IHSG masih dapat rally pada perdagangan pekan depan.
Dalam sepekan IHSG sudah turun 1,4% dari perdagangan Jumat lalu (9/12) pada level 5.308. Pada perdagangan Jumat kemarin (16/12) indeks kembali menurun 0,43% menjadi dilevel 5.231, 65.
Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengatakan dalam sepekan sentimen yang mempengaruhi pasar adalah menunggu kepastian dari Fed Fund Rate (FFR) sehingga 5 hari perdagangan melaju dijalur merah. ”Kita baru tahu pada hari Kamis hingga imbasnya masih terasa pada perdagangan hari ini,” kata Hans kepada KONTAN Jumat (16/12).
Namun pada dasarnya, pasar sebenarnya sudah mengantisipasi kenaikan FFR sebanyak 25 basis poin ditahun ini. Sehingga koreksi yang terjadi masih dibawah 1% pada perdagangan harianya.
Hans juga menggaris bawahi dalam dalam negeri, Bank Indonesia yang masih mempertahankan suku bunga, walaupun memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga melihat tingkat inflasi yang rendah. Selain itu capital outflow juga masih berlanjut pada bursa sehingga, bertahan di tingkat suku bunga 4,75 adalah langkah yang tepat.
Makanya dia pada perdagangan pekan depan dapat terjadi kenaikan indeks. Di rentang level support 5.210 – 5.256 dan resistance 5.266 – 5.300.
Kepala Riset MNC Sekurities mengatakan secara jangka panjang dia memandang indeks lebih suram dari tahun ini. Dengan ancaman FFR yang akan naik sebanyak 3 kali itu penghambat laju bursa.”Bulan Maret FFR diperkirakan akan naik lagi,” kata Edwin.
Selain itu upaya deregulasi yang dilakukan pemerintahan baru Amerika juga masih membuat ketidakpastian di pasar sehingga menjadi sentiment negatif. Namun untuk jangka pendek kemungkinan pasar masih bisa tumbuh hingga penghujung tahun.
Edwin memprediksi IHSG akan berada pada rentang support 5.211 dan resistance 5.296.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News