Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas |
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak berlawanan dengan bursa regional yang cenderung positif. Pada Senin (19/11) pukul 09.30 WIB, IHSG malah turun 0,33% ke posisi 4.330,58.
Kenaikan 47 saham, tidak mampu menahan penurunan yang disebabkan oleh 45 saham lainnya. Adapun 78 saham masih diam di tempat.
Sepuluh sektor sempat tenggelam di teritori negatif dengan sektor keuangan anjlok 0,63% di posisi terdepan, disusul sektor agrikultur yang juga jatuh 0,45%.
Beberapa saham blue chips yang menduduki posisi top losers antara lain saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) yang terperosok 4% ke Rp 2.400, PT Indosat Tbk (ISAT) yang turun 2,26% ke Rp 6.500, dan saham PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) yang juga terkoreksi 1,71% ke Rp 5.800.
Sementara posisi top gainers ditempati PT XL Axiata Tbk (EXCL) yang naik 1,6% ke Rp 6.350 dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) yang terangkat 1,03% ke Rp 39.400.
Kepala Riset Universal Broker Indonesia, Satrio Utomo memperkirakan IHSG masih akan bergerak variatif pada kisaran sempit 4.285-4.350. "Penembusan atas support atau resistance tersebut akan menentukan arah tren jangka menengah," jelas Satrio, Senin (19/12).
Ia memperkirakan IHSG masih menunggu sentimen baru, setelah perkembangan dari Amerika dan Eropa cenderung menghentikan pemodal asing menjalankan aksi beli, dan melakukan net sell tipis dalam tiga minggu terakhir.
Meskipun demikian, dengan total net sell yang sudah melewati Rp 3 triliun dalam periode tersebut, pemodal sebaiknya ekstra hati-hati.
Satrio juga mengutarakan, pergerakan IHSG yang cenderung flat dalam tiga minggu terakhir menggiring pembelian lebih ke arah spekulatif atas saham-saham yang sedang berada di support level, seperti TLKM, ASII, SMGR, BBRI.
Terlebih, ada potensi koreksi teknikal pada indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ke arah kisaran 11.500-11.800, Satrio menyarankan pemodal untuk lebih taktis dalam mengambil posisi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News