Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Perdagangan saham Bursa Efek Indonesia (BEI) pekan ini yang hanya berlangsung tiga hari, masih diliputi kekhawatiran perekonomian global. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan, Rabu (14/11), menguat 0,41% menjadi 4.351,28 dibandingkan dengan akhir pekan lalu.
Analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, di awal pekan depan, IHSG terlihat melemah. Namun, kondisi ini bisa berbalik jika Yunani mendapatkan kucuran bailout di pertemuan 20 November.
Selama tiga hari perdagangan pekan ini, IHSG terus menguat dan menguji rekor tertinggi. Namun, indeks masih kurang katalis positif dari pasar domestik. Akibatnya, penguatan IHSG tertahan. "Pertumbuhan ekonomi Indonesia dikhawatirkan terus melambat," ujar Zulfirman.
Analis Universal Broker Indonesia, Alwy Assegaf menambahkan, permasalahan ekonomi global akan menjadi faktor penentu IHSG. Akibatnya, asing cenderung menjual dan pembelian paling banyak dilakukan investor domestik. "Ini tanda kalau pasar masih ragu di tengah maraknya sentimen negatif," papar Alwy.
Secara teknikal, Zulfirman bilang, IHSG masih akan konsolidasi dan cenderung menguat di pekan depan. Indikator stochastic, RSI dan MACD masih terlihat positif dan menunjukkan indikasi bullish. Namun, ada kekhawatiran setelah IHSG gagal mencapai 4.367 di pekan ini.
Ia memperkirakan IHSG pekan depan bisa di 4.285-4.366. Sementara Alwy memprediksi, pekan depan IHSG akan bergerak naik terbatas di kisaran 4.300 - 4.380.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News