Reporter: Chelsea Anastasia | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Medikaloka Hermina (HEAL) menghadapi tekanan karena adanya target implementasi sistem Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) oleh pemerintah.
Analis Ina Sekuritas Arief Machrus dalam risetnya memaparkan, hingga Mei 2025, baru sekitar 55% rumah sakit secara nasional yang siap menerapkan standar ini. Maka, target implementasi penuh ditunda hingga Januari 2026.
Adapun sistem baru ini mengklasifikasikan rumah sakit berdasarkan kualitas layanan alih-alih jumlah tempat tidur. “Serta mengharuskan peningkatan peralatan, tenaga kerja, dan standar pelayanan,” ujar Arief, Selasa (8/7/2025).
Dalam jangka pendek, Arief melihat kinerja HEAL akan lesu pada kuartal II-2025. “Volume pasien stagnan pada April dan Juni, serta hanya meningkat sedikit pada Mei,” lanjutnya.
Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham Medikaloka Hermina (HEAL) Usai Grup Djarum Masuk Jadi Investor
Ia memprediksi pendapatan semester I-2025 hanya sebesar 45% dari target tahunan. Ini setara dengan kinerja kuartal I-2024 lalu yang mencapai Rp 3,3 triliun.
Arief pun merevisi pendapatan HEAL hingga akhir tahun 2025 menjadi Rp 7,3 triliun, lebih rendah 5% dari prediksi pihaknya sebelumnya.
Meski begitu, tekanan ini dinilai bersifat sementara dan bisa mereda seiring langkah adaptasi yang dilakukan perseroan.
Pemulihan bagi HEAL diperkirakan akan terjadi pada 2026. Sebab sebenarnya, sistem KRIS bisa jadi peluang untuk perseroan dalam jangka panjang. Mengingat, perseroan menargetkan akreditasi Paripurna untuk memperkuat posisi strategisnya.
Tak lupa, HEAL didukung investasi terbaru sebesar Rp 1 triliun dari Grup Djarum yang kini memegang 3,6% saham.
Proyeksi pemulihan juga didorong pembukaan rumah sakit baru serta peningkatan layanan kompleks. Tahun ini, HEAL berencana membuka dua rumah sakit baru di Bali dan Salatiga, serta menambah 700–900 tempat tidur.
Memang, kata Arief, tekanan margin akibat biaya awal pembukaan kemungkinan masih akan terasa. “Namun, ekspansi ini dapat meningkatkan efisiensi pengadaan dan skala usaha,” imbuhnya.
Ia menilai, posisi pasar HEAL masih solid, kinerja dalam jangka panjang pun akan membaik, serta strategi perseroan sejalan dengan reformasi kesehatan pemerintah.
Arief merekomendasikan beli saham HEAL dengan target harga Rp 1.750 per saham.
Selanjutnya: RI Targetkan 6 Lokasi Gasifikasi Batubara, Danantara Undang Sektor Swasta Bergabung
Menarik Dibaca: Gempa Rusia 8,7 M, BMKG Rilis Peringatan Dini Siaga Tsunami di Daerah Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News