kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Medco Energi (MEDC) menegaskan tidak berminat masuk ke Blok Masela


Selasa, 25 Agustus 2020 / 21:20 WIB
Medco Energi (MEDC) menegaskan tidak berminat masuk ke Blok Masela
ILUSTRASI. Gedung Medco Energi. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/07/07/08


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Medco Energi International Tbk (MEDC) menyatakan tidak untuk masuk ke Blok Masela. Hal ini ditegaskan oleh Direktur Keuangan Medco Energi Anthony R. Mathias dalam paparan publik MEDC, Selasa (25/8)..

Untuk diketahui, Royal Dutch Shell telah memulai proses open data potensi demi mencari pembeli 35% saham di Blok tersebut. “Saat ini kami tidak berminat untuk masuk ke Blok Masela,” ujar Anthony, Selasa (25/8). Namun, Anthony tidak memungkiri pihaknya selalu membuka pintu terhadap segala kesempatan investasi asalkan dengan harga yang tepat dan sesuai dengan kriteria investasi MEDC.

Mengutip pemberitaan Kontan.co.id sebelumnya, Direktur Utama Medco Energi Hilmi Panigoro mengatakan pengembangan lapangan minyak dan gas bumi di laut dalam bukan merupakan bagian strategi perusahaan saat ini. Ia memastikan, yang saat ini jadi fokus perusahaan yakni upaya eksplorasi beresiko rendah.

Adapun langkah akuisisi yang dilakukan oleh Medco Energi mempertimbangkan sejumlah hal antara lain lapangan migas tersebut harus memiliki potensi sinergi dengan kegiatan operasi MEDC. Selain itu, valuasi lapangan migas haruslah tepat demi memberikan tambahan nilai dan arus kas yang positif untuk perusahaan.

Baca Juga: SKK Migas setujui pengembangan Lapangan Paus Biru oleh Medco Energy Sampang

Meski demikian, saat ini MEDC tercatat tengah menyelesaikan sejumlah proyek strategis, diantaranya adalah pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).   Ronald Gunawan, Chief Operating Officer dan Diektur MEDC mengatakan,  saat ini MEDC memiliki dua proyek PLTS. 

Satu proyek terletak di Bali dengan kapasitas 2 x 25 megawatt (MW) dan di Sumbawa dengan kapasitas 1x 25 mw. “Jadi totalnya 75 megawat dan saat ini sedang berjalan. Harapannya mulai beroperasi dua tahun ke depan,” ujar Ronald di kesempatan yang sama.

Sementara itu, Ronald menambahkan eksplorasi sumur geotermal di Blawan Ijen, Jawa Timur, telah berhasil menemukan sumber cadangan panas bumi. Pengujian untuk penilaian komersialitas sedang berlangsung, sementara rig telah dipindahkan untuk pengeboran sumur eksplorasi panas bumi berikutnya di Ijen. MEDC akan melanjutkan drill di dua sumur selanjutnya sehingga ada empat yang akan di-drilling di Blawen Ijen.

Proyek pengembangan gas lapangan Meliwis di Production Sharing Contract (PSC)  Madura Offshore, Jawa Timur  juga telah beroperasi, dengan produksi gas perdana telah dilakukan pada 13 Juli 2020. 

Baca Juga: Rights issue 7,5 miliar saham, ini rekomendasi untuk Medco Energi (MEDC)

Lapangan dikembangkan dengan anjungan tak berawak dan pipa bawah laut sepanjang 11 km, yang terhubung ke anjungan Maleo untuk mensuplai kebutuhan industri domestik di Jawa Timur sebesar sampai dengan 20 Million standard cubic feet per day (MMCFD).  

MEDC pun menegaskan target produksi minyak dan gas pada 2020 adalah sebesar 100 -105 Milion Barrel Oil of Equivalent Per Day (MBOEPD) dengan biaya produksi di bawah US$10 per Barrel Oil of Equivalent  (BOE). Sementara itu,  total belanja modal MEDC untuk tahun ini berada di bawah US$ 240 juta.

“Saat ini kami juga memastikan Covid-19 tidak menganggu aktivitas kami. Operasional kami tidak terganggu,” pungkas Ronald.

Sementara itu, MEDC mengatakan rencana pengembangan lapangan atau Plan of Development (POD) Paus Biru di Wilayah Kerja (WK) Sampang, Jawa Timur sudah  diterima oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). Ronald mengatakan, saat ini MEDC sedang melakukan negosiasi dengan calon pembeli gas.

Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKS) WK Sampang, yaitu Medco Energy Sampang Pty Ltd., akan melakukan investasi sebesar US$ 80 juta. Proyek ini diharapkan dapat dimulai pada 2023 dengan volume gas sekitar 31 juta kaki kubik per hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×