Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perdagangan saham pada akhir tahun kerap kali diwarnai aksi window dressing oleh emiten maupun fund manager demi memberikan laporan terbaik.
Salah satunya caranya adalah dengan mengeluarkan saham-saham berkinerja kurang bagus dan menggantinya dengan saham-saham berkinerja baik.
Baca Juga: Antisipasi volatil, Jiwasraya akan kurangi investasi di saham
Alhasil, saham-saham yang masif dikoleksi tersebut berpeluang menorehkan kenaikan harga. Hal tersebut dapat terlihat dari saham-saham yang menjadi anggota indeks LQ45.
Dalam sebulan ke belakang, dari 45 anggota indeks tersebut, 39 emiten mencatatkan pertumbuhan harga. Maklum saja, untuk memperbaiki portofolionya, para pelaku pasar biasanya memanfaatkan saham-saham blue chip.
PT Medco Energi Interna (MEDC) menjadi emiten yang mencatatkan kenaikan tertinggi, yakni 27,34% ke level Rp 885 per saham. Disusul oleh PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) yang naik 24,22% ke Rp 1.795 per saham dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) yang tumbuh 22,01% ke Rp 1.580 per saham.
Meski mayoritas emiten LQ45 telah menorehkan kenaikan harga, Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony menilai, ada sejumlah saham yang berpeluang untuk mencetak harga yang lebih tinggi lagi.
Baca Juga: Kinerja IHSG sepanjang tahun ini kurang memuaskan, bagaimana tahun depan?
Mereka adalah ADRO, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), dan saham-saham perbankan terutama PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).