kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Mayoritas harga saham telko berguguran, ini penyebabnya


Minggu, 25 Maret 2018 / 15:35 WIB
Mayoritas harga saham telko berguguran, ini penyebabnya
ILUSTRASI. Digital Lifestyle Experience Center


Reporter: Grace Olivia | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah tren penggunaan gawai dan layanan data yang terus meningkat, harga saham-saham telekomunikasi justru melorot sejak awal tahun ini.

Harga saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) misalnya turun hingga 17% year-to-date (ytd) per Jumat (23/3). Begitu juga harga saham PT XL Axiata Tbk (EXCL) yang susut 14,5%. Hanya, saham PT Indosat Tbk yang mencatatkan kenaikan tipis 5,05%.

Secara fundamental, kinerja beberapa perusahaan telekomunikasi masih terbilang sesuai ekspektasi. Sepanjang tahun lalu, TLKM masih mencatatkan kenaikan pendapatan 10,25% menjadi Rp 128,26 triliun. Begitu pula dengan EXCL yang pendapatannya naik 7,19% menjadi Rp 22,87 triliun. Hanya, ISAT yang belum mengeluarkan laporan kinerja untuk periode 2017.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Giovanni Dustin menilai, penurunan harga saham sektor telekomunikasi bukan disebabkan oleh faktor fundamental. Besarnya capital outflow yang terjadi pada pasar saham turut membebani pergerakan saham.

Selain itu, pasar memang berekspektasi lebih tinggi terhadap kinerja keuangan emiten sepanjang tahun lalu. Kenyataannya, emiten seperti TLKM pertumbuhan pendapatannya tahun lalu melambat dibandingkan pertumbuhan pendapatan pada 2016 yang mencapai 13,53% yoy. Laba bersih EXCL juga turun tipis dari Rp 376 miliar menjadi Rp 375 miliar pada 2017.

Tekanan pada harga saham sektor telekomunikasi, Giovanni menambahkan, juga disebabkan oleh sentimen dari kebijakan registrasi ulang SIM. “Emiten berlomba menurunkan harga supaya pelanggan tidak pindah ke operator lain selama masa registrasi ulang ini. Akibatnya, perang tarif makin kencang,” ujar Giovanni, (23/3).

Analis Henan Putihrai Sekuritas Josscarios Jonathan menjelaskan, kompetisi emiten yang kian ketat di layanan data cenderung menggerus margin EBITDA hingga 1% setiap tahun. Menurutnya, persaingan segmen data menuntut emiten untuk meningkatkan infrastruktur seperti pembangunan menara Base Transceiver Station (BTS).

“Ini berarti biaya operasi emiten kian besar sehingga menekan laba,” kata Josscarios. Tengok saja, biaya operasional TLKM sepanjang tahun lalu naik hingga 17%. Begitu juga EXCL yang beban operasionalnya meningkat 9,57%.

Meski begitu, Giovanni berpendapat, harga saham emiten telekomunikasi akan kembali pulih setelah masa registrasi SIM berakhir pada semester kedua nanti. Ia menilai, kekhawatiran pasar terhadap sentimen registrasi ulang ini agak berlebihan. Menurutnya, penurunan harga paket data yang terjadi masih terkompensasi dengan kenaikan penggunaan.

"Secara fundamental masih bagus. Investor bisa memanfaatkan valuasi saham-saham emiten telko saat ini yang semakin menarik untuk beli," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×