Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham emiten telekomunikasi dalam kondisi jenuh jual. Namun, secara fundamental kinerja emiten telekomunikasi rata-rata meningkat di kuartal III-2017. Analis masih optimis dengan prospek emiten telekomunikasi.
Mereview kembali, PT XL Axiata Tbk (EXCL) mencatat kenaikan pendapatan 5,09% year on year (yoy) menjadi Rp 16,9 triliun per September 2017. Di periode yang sama, pendapatan PT Indosat Tbk ( ISAT) juga naik 4,8% yoy, menjadi Rp 22,56 miliar. Sementara, pendapatan PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM) naik 12,54% yoy menjadi Rp 97 triliun.
Di 2018 mendatang, Analis Mirae Sekuritas Giovanni Dustin optimistis, sektor telekomunikasi masih akan prospektif, baik di bisnis mobile network operator maupun infrastruktur telko. Tentunya hal ini tak lepas dari permintaan akses data dan penetrasi internet di Indonesia yang diprediksikan membaik.
Meski demikian, Giovanni menilai, tahun depan, kompetisi masih ketat, terutama bagi emiten yang bermain pada segmen menengah ke bawah seperti ISAT, EXCL, dan pemain lainnya. Selain sentimen persaingan, ke depan, sentiment registrasi kartu pra-bayar akan berimbas negatif untuk revenue operator dalam jangka pendek.
“Hutch menang lelang spectrum 2.100 Mhz. Dengan adanya kapasitas tambahan tersebut mereka bisa lebih agresif menambah jumlah pelanggan. Kompetisi lebih ketat dan bisa mendorong penurunan harga data,” papar Giovanni, Rabu.
Melalui gambaran persaingan ini pula, Giovanni menyebut, TLKM sebagai saham pilihan. Persaingan ketat bagi ISAT dan EXCL dalam mempertahankan pangsa pasar, bisa menguntungkan bagi TLKM. Pasalnya, Giovanni memprediksikan ke depan, ISAT dan EXCL tak akan terlalu agresif di luar Jawa. Dus, market share TLKM di luar Jawa akan aman.
Sementara, di Pulau Jawai, TLKM sudah diuntungkan karena menjadi satu-satunya operator dengan segmen premium. Di akhir 2017, Giovanni dalam risetnya 30 Oktober lalu, memprediksikan pendapatan TLKM akan mencapai Rp 129,10 triliun dengan laba Rp 23,22 triliun. Di 2018, estimasi pendapatan TLKM mencapai Rp 137,29 triliun.
Secara teknikal, dalam jangka pendek Josscarios melihat saham TLKM masih tertahan resistance di Rp 4.220 yang menjadi neckline double bottom. Jika breakout maka terbuka peluang reversal dengan MACD menunjukkan tren positif menuju Rp 4.400.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News