kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.835   40,00   0,24%
  • IDX 6.679   65,44   0,99%
  • KOMPAS100 965   12,40   1,30%
  • LQ45 750   8,15   1,10%
  • ISSI 212   1,80   0,86%
  • IDX30 390   4,00   1,04%
  • IDXHIDIV20 468   2,84   0,61%
  • IDX80 109   1,41   1,31%
  • IDXV30 115   1,81   1,60%
  • IDXQ30 128   1,06   0,84%

Mayoritas bursa Asia menguat pada Kamis (16/12), mengikuti kenaikan Wall Street


Kamis, 16 Desember 2021 / 08:32 WIB
Mayoritas bursa Asia menguat pada Kamis (16/12), mengikuti kenaikan Wall Street
ILUSTRASI. Bursa Asia. (Photo by Yoshio Tsunoda/AFLO) 


Reporter: Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mayoritas bursa Asia menguat pada perdagangan Kamis (16/12) pagi. Pukul 08.20 WIB, indeks Nikkei 225 naik 524,70 poin atau 1,84% ke 28.986,22, Taiex naik 122,02 poin atau 0,70% ke 17.783,15.

Kospi naik 13,12 poin atau 0,44% ke 3.002,51, ASX 200 turun 27,88 poin atau 0,38% ke 7.299,60, Straits Times naik 5,73 poin atau 0,19% ke 3.120,56 dan FTSE Malaysia naik 2,57  poin atau 0,17% ke 1.485,38.

Bursa Asia naik, menyusul reli saham di AS yang didorong oleh spekulasi bahwa pengetatan kebijakan Federal Reserve akan membantu memerangi inflasi tanpa menggagalkan pertumbuhan ekonomi.

Saham Jepang memimpin kenaikan bursa reguonal, indeks Korea Selatan naik dan bursa Australia tergelincir.

Baca Juga: Bursa Asia mixed pada perdagangan Rabu (15/12), investor menanti keputusan The Fed

Mengutip Bloomberg, bank sentral AS akan menggandakan kecepatan untuk mengurangi pembelian obligasi menjadi US$ 30 miliar per bulan dan memproyeksikan tiga kenaikan suku bunga seperempat poin pada tahun 2022. Tiga lainnya pada tahun 2023 dan dua lagi pada 2024. 

Respons pasar terhadap The Fed sejauh ini menunjukkan beberapa investor lega dari kejelasan kebijakan yang lebih banyak setelah periode ketidakpastian.

"Reaksi pasar awal tidak selalu bertahan, tetapi kami menduga baik The Fed maupun investor puas bahwa The Fed menyadari dan merespons risiko inflasi, sambil mengambil pendekatan yang terukur dan bergantung pada data dalam meresponsnya," kata Steve Englander, kepala penelitian global G10 FX di Standard Chartered Bank dalam sebuah catatan seperti dikutip Bloomberg. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×